Liputan6.com, Pamekasan: Musim kemarau berkepanjangan yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Pamekasan, Madura, membuat warga semakin sulit mendapatkan air bersih. Beberapa daerah seperti Kecamatan Waru dan Telanakan tercatat sebagai daerah yang paling menderita akibat kekurangan air bersih. Demikian pemantauan SCTV dari Kota Pamekasan, Madura, baru-baru ini.
Di Kecamatan Telanakan, misalnya, warga hanya mengandalkan sebuah mata air yang jauhnya sekitar tiga kilometer dari pemukiman penduduk. Untuk mendapatkan air bersih, mereka terpaksa menggunakan gerobak sapi yang dipenuhi dengan sejumlah jeriken. Tak hanya itu, mereka juga dikenakan biaya sebesar Rp 1.000 untuk 20 jeriken air.
Sementara bagi warga yang tak memiliki gerobak untuk mengangkut air, mereka secara berkelompok membeli air yang diangkut menggunakan truk. Rata-rata satu bak truk yang berisi air dijual seharga Rp 40 ribu. Ironisnya, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah kabupaten setempat untuk memberikan bantuan air bersih [baca: Puso Melanda Ratusan Hektare Sawah di Sumsel].(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
Di Kecamatan Telanakan, misalnya, warga hanya mengandalkan sebuah mata air yang jauhnya sekitar tiga kilometer dari pemukiman penduduk. Untuk mendapatkan air bersih, mereka terpaksa menggunakan gerobak sapi yang dipenuhi dengan sejumlah jeriken. Tak hanya itu, mereka juga dikenakan biaya sebesar Rp 1.000 untuk 20 jeriken air.
Sementara bagi warga yang tak memiliki gerobak untuk mengangkut air, mereka secara berkelompok membeli air yang diangkut menggunakan truk. Rata-rata satu bak truk yang berisi air dijual seharga Rp 40 ribu. Ironisnya, hingga kini belum ada perhatian dari pemerintah kabupaten setempat untuk memberikan bantuan air bersih [baca: Puso Melanda Ratusan Hektare Sawah di Sumsel].(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)