Keutamaan Niat Puasa Ramadan Menurut Menteri Agama

Puasa ramadan merupakan ibadah wajib yang sangat penting bagi setiap Muslim. Niat menjadi elemen kunci dalam menjalankan ibadah ini dan harus diikrarkan sebelum fajar menyingsing agar puasa sah dilakukan.

oleh Putu Merta Surya Putra Diperbarui 02 Mar 2025, 09:05 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 09:05 WIB
Ribuan Umat Muslim Laksanakan Tarawih Pertama Ramadan 1446 H
Sidang isbat (penetapan) 1 Ramadhan 1446 H dipimpin langsung Menteri Agama Nasaruddin Umar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Puasa ramadan merupakan ibadah wajib yang sangat penting bagi setiap Muslim. Niat menjadi elemen kunci dalam menjalankan ibadah ini dan harus diikrarkan sebelum fajar menyingsing agar puasa sah dilakukan.

Sebagaimana yang disampaikan Menteri Agama Nasaruddin Umar saat menjadi penceramah pada malam pertama Salat Tarawih Ramadan 1446 H di Masjid Istiqlal.

Dalam ceramahnya, Menag menyampaikan pentingnya niat dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan ramadan.

"Izinkan Saya menyampaikan, mumpung masih awal Ramadhan. Segala amal ibadah itu harus disertai niat. Kalau puasa tanpa niat itu diet, kalau sholat tanpa niat itu olah raga. Inti dari setiap ibadah itu adalah niat. Kalau kita lupa berniat, ini persoalan dalam ibadah kita," kata Nasaruddin sebagaimana dikutip dari laman Kemenag, Minggu (2/3/2025).

Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan ribuan jamaah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal dan seluruh umat Muslim yang menjalankan puasa untuk memperbaiki niat dengan baik. Dalam pendekatan Fiqh, setiap ibadah, termasuk puasa, tetap memerlukan niat yang benar untuk memastikan keabsahannya.

"Konsep niat berpuasa menurut Imam Syafi’I, niat berpuasa dilakukan pada malam harinya, jangan biasakan pas sahur, itu sudah pagi. Setiap malam kita harus berniat berpuasa. Tolong ingatkan keluarganya, jadi lah muballigh dan guru dirumah masing-masing," tutur Nasaruddin.

Mengaji

Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam jumpa pers hasil sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1446 H di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam jumpa pers hasil sidang isbat penentuan awal Ramadhan 1446 H di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta, Jumat (28/2/2025). (Foto: Kemenag)... Selengkapnya

Selain itu, lanjut Nasaruddin, ada pendapat dari Imam Mazhab lainnya, yaitu Imam Abu Hanifah r.a., yang juga merupakan guru dari Imam Syafi’i. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa niat puasa cukup dilakukan satu kali selama bulan ramadan.

Pendapat ini berfungsi untuk mendukung pendapat Imam Syafi’i, yang mengajarkan bahwa niat harus dilakukan setiap hari selama ramadan.

"Kita harus memperhatikan diawal ramadan, kita harus membuat kejutan-kejutan diawal ramadhan. Mohon kita mulai start mengaji atau khataman Alquran, dan mumpung libur hari Sabtu. Dan yang memiliki rencana-rencana monumental niatkan dan mulailah pada bulan ramadan. Seperti peletakan batu pertama sebuah bangunan, atau menulis buku, dan lainnya," jelas Nasaruddin.

Banyak Peristiwa Penting

Bahkan, kata Nasaruddin, apapun hal besar yang direncanakan, baik dalam aspek bisnis, sosial, kebudayaan, dan lainnya, sebaiknya dimulai pada bulan suci ramadan.

Sejarah membuktikan bahwa kejadian-kejadian monumental seringkali berakar dari apa yang ditanamkan selama ramadan.

"Banyak peristiwa penting dalam agama Islam terjadi pada bulan ramadan. Seperti malam ketika diturunkannya Al-Qur'an/malam nuzul Al-Qur'an. Peristiwa ini memiliki makna yang sangat penting. Selain Al-Qur'an itu diturunkan, juga sekaligus menjadikan Muhammad Saw menjadi Nabi dan juga sekaligus sebagai Rasul," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya