Jembatan Kuning Tanjung Barat Diterjang Banjir, Kabel Sling Putus dan Pegangan Bengkok

Jembatan Kuning di Tanjung Barat diterjang banjir. Derasnya arus membuat kabel sling bawah putus dan pegangan bengkok.

oleh Ady Anugrahadi Diperbarui 04 Mar 2025, 15:53 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 15:45 WIB
Jembatan Kuning di Tanjung Barat diterjang banjir. Derasnya arus membuat kabel sling bawah putus dan pegangan bengkok.
Jembatan Kuning di Tanjung Barat diterjang banjir. Derasnya arus membuat kabel sling bawah putus dan pegangan bengkok. (Foto: Istimewa).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Jembatan Kuning di Tanjung Barat diterjang banjir. Derasnya arus membuat kabel sling bawah putus dan pegangan bengkok.

Kendati demikian, jembatan yang menghubungkan Tanjung Barat, Jakarta Selatan dengan Rindam Jaya Condet, Jakarta Timur masih bisa dilewati pejalan kaki.

"Kabel Sling bawah putus 1 dan pegangan pada bengkok tapi masih bisa dilalui pejalan kaki. Ini saya sedang di TKP tes jalan ke seberang dah Alhamdulillah aman," kata Komar, warga RT 003 RW 05 kepada wartawan, Selasa (4/3/2025).

Komar mengatakan, warga sekitar kini telah bergerak membersihkan tumpukan sampah yang tersangkut di jembatan.

"Alhamdulillah kondisi Jembatan Kuning Tanjung Barat saat ini 14:22 Air mulai surut dan beberapa warga sedang membersihkan sampah-sampah yang nyangkut di jembatan," ucap dia.

Sementara itu, Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Anggiat Sinambela menjelaskan, banjir masih menggenangi beberapa wilayah di sepanjang aliran Sungai Ciliwung, mulai dari Jembatan Rindam sampai Kampung Melayu, Jakarta Timur.

"Jembatan Kuning ini memang tinggi dan aman, tapi akses menuju ke sana masih terendam banjir, terutama yang di Condet," ujar dia.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya memprediksi curah hujan tinggi akan terjadi di Jabodetabek hingga akhir Maret 2025. 

Karena itu, BMKG akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengantisipasi dan memberikan informasi terkait prediksi curah hujan guna meminimalkan dampak yang ditimbulkan.

Dwikorita juga mengimbau, agar pemerintah daerah dan pihak lainnya mengantisipasi sejumlah jembatan yang rawan putus. Sebab jika curah hujan tinggi dan mengakibatkan banjir, maka jembatan bisa terdampak dan membawa bencana ganda.

Promosi 1

BMKG Imbau Penutupan Jembatan Rawan Putus

"Mungkin ada jembatan-jembatan yang kemungkinan sudah sangat rawan itu bisa ditutup sementara," kata dia saat rapat kordinasi bersama BNPB melalui daring, Selasa (4/3/2025).

Dwikorita pun mewanti, kepada warga yang ada di bantaran sungai, sebelum mengalami kesulitan saat curah huhan tinggi maka diupayakan ditempatkan ke wilayah yang lebih aman. Hal ini untuk mencegah mereka terjebak banjir. 

"Agar mereka tak terjebak barangkali bisa ada upaya untuk ditolong," pesannya.

Selain sungai dan masyarakat tinggal di bantaran sungai, Dwikorita juga mewaspadai mereka yang bermukim di dekat lereng-lereng berpotensi longsor. Jika sudah terdeteksi, dia minta agar segera warga diungsikan.

"Lereng-lereng mana yang akan longsor, itu kan sebetulnya sudah mulai kelihatan ya, ada retak-retak. Nah, mohon dengan hormat apabila ada peringatan dini, hal-hal yang seperti itu tuh mohon ditutup atau dialihkan atau diupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang mendekat ke sana," kata Dwikorita.

Menko Pratikno Minta Jembatan Putus Segera Diperbaiki

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengingatkan pentingnya tindakan cepat untuk memulihkan infrastruktur yang terdampak bencana seperti banjir di Jabodetabek, khususnya jembatan yang putus.

"Ini bisa dipasang, barangkali di daerah-daerah lain Jabodetabek juga ada jembatan yang putus yang merupakan urat nadi transportasi masyarakat," ujar Pratikno dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

Dia mengatakan, pergerakan mudik masyarakat menjelang Lebaran harus diantisipasi agar tidak terganggu karena masalah jembatan putus.

Ia mengatakan seiring dengan ancaman bencana yang mungkin berlanjut, terutama terkait dengan cuaca ekstrem, pemerintah terus melakukan upaya mitigasi. Dalam hal ini, operasi modifikasi cuaca menjadi salah satu langkah yang diambil. Selain BNPB, pemerintah daerah juga diharapkan turut menyediakan pendanaan dan sumber daya untuk mendukung operasi ini.

"Pemerintah daerah harus mendukung, agar dapat mengurangi beban di hulu sungai yang dapat menyebabkan banjir, jadi apakah memungkinkan Pemprov menyediakan juga pendanaan untuk operasi modifikasi cuaca ini dalam waktu singkat ini," ucap dia.

Dalam upaya penyelamatan warga dan pemulihan pasca bencana, koordinasi antara BNPB, Kemenkes, Kementerian PUPR, serta berbagai organisasi sosial sangat penting.

"Kami akan terus berkoordinasi untuk menambah kekuatan di lapangan dan mendukung pemulihan infrastruktur serta pembersihan lingkungan," ujar Pratikno.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya