Gus Sholah: 67 Tahun Merdeka, RI Kalah Makmur dari Malaysia

Tak seharusnya terjadi. Padahal bumi dan laut di Indonesia lebih kaya dibanding dengan Malaysia.

oleh Riski Adam diperbarui 03 Jul 2013, 13:46 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2013, 13:46 WIB
gus-sholah-130703b.jpg
Meski sudah 67 tahun Indonesia merdeka sejak 17 Agustus 1945, namun dianggap belum bisa memberikan kemerdekaan yang sempurna bagi seluruh rakyat Indonesia di berbagai aspek kehidupan. Hal tersebut terlihat dari masih banyaknya masyarakat miskin di Indonesia dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di negara tetangga, seperti Malaysia.

Hal tersebut diungkapkan tokoh sesepuh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau yang disapa Gus Sholah saat menjadi pembicara di acara Sarasehan Nasional dengan tema 'Menggagas sistem pemerintahan negara Pancasila, menakar konstitusional demokrasi langsung' di Omah Btari, Jalan Ampera Raya No. 11 Jakarta Selatan, Rabu (3/7/2013).

"Jumlah penduduk miskin di Indonesia itu kurang lebih sebanyak 50 persen dari seluruh penduduk Indonesia, coba bandingkan dengan Malaysia yang jumlah penduduk miskinnya sekitar 7 persen dari jumlah seluruh penduduknya. Padahal bumi dan laut di Indonesia lebih kaya dibanding dengan Malaysia," kata Gus Sholah.

Karena itu Gus Sholah menjelaskan bahwa dengan kondisi tersebut, ia menilai bangsa Indonesia belum menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya. Bahkan menurutnya, hanya sekitar 30 persen saja dari penduduk Indonesia yang sudah bisa menikmati kemerdekaan dalam sektor ekonomi.

"Menurut saya kita belum sepenuhnya menjadi Indonesia mungkin baru 30 persen penduduk di Indonesia yang betul-betul menjadi Indonesia dan merdeka," tutur Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur ini.

Belum adanya kemerdekaan secara hakiki yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat ini, Lanjut Gus Sholah lantaran saat ini pola dan praktik korupsi sudah semakin meluas di Indonesia serta belum terwujudnya kebijakan yang prorakyat. Karena itu, diharapkan para pemimpin di Indonesia bisa membawa kesejahteraan dan kemerdekaan bagi seluruh rakyat di Indonesia untuk masa yang akan datang.

"Hal itu terjadi karena meluasnya korupsi dalam arti luas seperti penyalahgunaan kekuasaan dan belum terwujudnya negara hukum, kebijakan yang juga belum prorakyat, lalu pendidikan yang belum baik dan merata," pungkas adik kandung dari Mantan Presiden Indonesia ke-4 yakni KH Abdurahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur itu. (Ein/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya