Tak hanya daging kambing dan ayam yang dapat dibuat sate. Di Sumenep, Madura Jawa Timur, buah kurma pun juga bisa dinikmati dalam wujud sate.
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, buah kurma siap santap yang banyak di jual di pasaran saat bulan Ramadan justru menjadi bahan baku yang dapat memberi penghasilan tambahan di mata Azza Rahmani warga Sumenep.
Azza mencoba berinovasi dengan membuat buah asal negeri arab itu menjadi sate.
"Pertama-tama, biji kurma dikeluarkan. Kemudian diganti dengan potongan keju yang sudah di iris seukuran biji kurma. Lalu buah kurma yang sudah diselipi potongan keju dirangkai ke dalam tusuk sate. Tiap tusuk memuat 3 buah kurma," urai Azza.
"Demi memberi rasa gurih sate kurma itu, kemudian diolesi mentega atau minyak samin secukupnya. Selanjutnya, sate kurma dibakar sampai minyak atau mentega mengering. Proses pembakaran tidak menggunakan arang, cukup api kompor agar suhu api bisa di atur sesuai kebutuhan," sambungnya.
Setidaknya perlu waktu 7 hingga 10 menit pemanggangan, lanjut Azza, agar minyak samin dan potongan keju di dalam kurma meresap dan menyatu ke dalam daging kurma.
"Setelah matang, sate kurma pun siap dikemas," pungkas Azza.
Azza mengaku, ide membuat sate kurma muncul begitu saja di benak Azza. Ide Azza untuk memunculkan rasa gurih pada kurma dengan mengkombinasikannya bersama keju dan dipanggang dengan olesan mentega, ternyata mendapat sambutan positif. Tak kurang dari 500 hingga 1.000 tusuk laku setiap hari.
Satu bungkus berisi 3 sate kurma itu dijual Azza dengan harga terjangkau, yakni cuma Rp 5 ribu. (Tnt)
Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, buah kurma siap santap yang banyak di jual di pasaran saat bulan Ramadan justru menjadi bahan baku yang dapat memberi penghasilan tambahan di mata Azza Rahmani warga Sumenep.
Azza mencoba berinovasi dengan membuat buah asal negeri arab itu menjadi sate.
"Pertama-tama, biji kurma dikeluarkan. Kemudian diganti dengan potongan keju yang sudah di iris seukuran biji kurma. Lalu buah kurma yang sudah diselipi potongan keju dirangkai ke dalam tusuk sate. Tiap tusuk memuat 3 buah kurma," urai Azza.
"Demi memberi rasa gurih sate kurma itu, kemudian diolesi mentega atau minyak samin secukupnya. Selanjutnya, sate kurma dibakar sampai minyak atau mentega mengering. Proses pembakaran tidak menggunakan arang, cukup api kompor agar suhu api bisa di atur sesuai kebutuhan," sambungnya.
Setidaknya perlu waktu 7 hingga 10 menit pemanggangan, lanjut Azza, agar minyak samin dan potongan keju di dalam kurma meresap dan menyatu ke dalam daging kurma.
"Setelah matang, sate kurma pun siap dikemas," pungkas Azza.
Azza mengaku, ide membuat sate kurma muncul begitu saja di benak Azza. Ide Azza untuk memunculkan rasa gurih pada kurma dengan mengkombinasikannya bersama keju dan dipanggang dengan olesan mentega, ternyata mendapat sambutan positif. Tak kurang dari 500 hingga 1.000 tusuk laku setiap hari.
Satu bungkus berisi 3 sate kurma itu dijual Azza dengan harga terjangkau, yakni cuma Rp 5 ribu. (Tnt)