Kisah Para Pengais Koran `Sajadah`

Para pemulung siap mengubah koran-koran itu menjadi lembaran-lembaran uang.

oleh Edward Panggabean diperbarui 08 Agu 2013, 10:47 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2013, 10:47 WIB
pemulung-koran-130808b.jpg
Salat Idul Fitri bubar, tinggallah sampah berserakan di lapangan Masjid Al Azhar, Jakarta Selatan. Sampah-sampah bekas alas salat yang ditinggalkan para jamaah itu tertebar di lapangan seluas 2 hektar.

Tapi bagi Renard dan belasan temannya, lembaran-lembaran koran itu bukanlah limbah. Koran-koran bekas itu bisa mereka 'ubah' lembaran-lembaran uang. Sampah itu justru menjadi berkah. Dan setelah salat Id pagi tadi, Renard yang dibantu istri dan anaknya segera berlomba memungut sampah itu.

"Sudah biasa mengumpulkan koran setiap tahun usai salat Id, alamdulillah cukup untuk buat makan keluarga," ujar Renard sembari mengais koran bekas di Lapangan Masjid Al Azhar, Kamis (8/8/2013).

Warga Jatayu, Gandaria, Kebayoran Baru itu mengatakan, satu kilogram koran kering dihargai Rp 1.000, namun harganya akan berkurang jika koran itu basah atau lembab. Koran yang basah akan dihargai Rp 500 saja. "Kalau koran, kan ada yang basah, kan tanah lembab, tadi malam hujan," ujar dia.

"Setelah dikumpulkan, saya masukan ke karung, lalu ditampung di rumah kemudian diambil bos (agen barang bekas)," ungkap dia. Sebagai alat bantu memungut koran, Renard menggunakan alat dari besi yang ujungnya di bekokkan.

Renard mengaku, hasil memungut koran tahun ini agak berkurang dibanding tahun-tahun sebelumnya. Maklum, semakin banyak pemulung yang mencari koran bekas setelah salat Idul Fitri ini. "Kalau tahun lalu agak lumayan, tapi sekarang banyak juga yang ikut ngutip-ngutip. Rata-rata kalau tak capek bisa terkumpul 40-50 kilogram, kadang lebih," pungkas Renard.

Serupa dengan Al Azhar, koran-koran bekas juga berserakan di halaman masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Pantauan Liputan6.com, di depan pintu utama masjid terlihat tumpukan sampah koran dan kantong plastik. Namun bukan pemulung yang membersihkan sampah-sampah itu. Masjid Istiqlal mempekerjakan 55 petugas khusus untuk membersihkannya.

'Operasi' pembersihan itu dimulai sekitar pukul 08.00 WIB, setelah salat Id selesai. "Ini dibersihkan dan dibuang ke tempat sampah Istiqlal," kata Abah salah satu petugas kebersihan di Masjid Istiqlal.

Dari tempat sampah ini, nantinya sampah-sampah tersebut dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta. "Dibuang semua, nggak ada yang dikumpulin buat dijual," kata pria berseragam dengan nomor 41 di dada kirinya itu.

Abah mengaku sudah sebulan lebih tidak pulang ke rumahnya di Galur, Jakarta Pusat, karena harus bekerja sebagai tenaga kebersihan di Masjid Istiqlal. "Saya sudah tiga tahun kerja seperti ini, lebaran juga biasanya juga masih kerja," tambah Abah. (Eks/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya