Mantan Kepala BIN: Pelaku Teror Kelompok Baru, Pengendali Lama

Agar kasus bom Vihara Ekayana dan penembakan polisi cepat terkuak, Polri disarankan membuka data-data lama.

oleh Edward Panggabean diperbarui 09 Agu 2013, 18:44 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2013, 18:44 WIB
teror-vihara130809c.jpg
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono mengatakan bahwa pelaku penembakan terhadap anggota Polri, Ipda Anumerta Dwiyatna dan ledakan Vihara Ekayana merupakan orang-orang baru yang dikendalikan oleh kelompok lama. Olehnya agar kasus ini cepat terkuak dia menghimbau polisi membuka data-data lama.

"Saya kira begini, kita harus buka file lama supaya kita tahu pengendalinya siapa. Sehingga karakter dari metodenya ketemu. Pelaksananya itu baru," kata Hendropriyono saat silahturahmi di rumah pribadi Jusuf Kalla, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (9/8/2013).

Ia menyebutkan BIN sendiri telah memberi petunjuk kepada kepolisian supaya bisa mengungkap kasus ini. Pasalnya, dengan cara petunjuk itu, kepolisian bisa mengungkap dari kelompok mana pelaku penembakan itu.

"Ini kelompok baru tapi pengendalian lama. Sekarang sedang diselidiki oleh Polri," katanya.

Hendropriyono mengklaim dirinya bisa mengetahui dari kelompok mana pelaku, namun lantaran Polisi tengah mengusut kasus ini, olehnya dia pun enggan membeberkannya.

"Ini lagi di usut (Polisi), saya rasa kepagian kalau saya omong sekarang, nggak enak," paparnya.

Terpisah Anggota Komisi III DPR Didi Irawadi Syamsudin, mengatakan pihak kepolisian harus mencari metode-metode untuk mencegah tindakan yang dinilai lebih canggih. Karena Intelejen kepolisian kerap kebobolan akan aksi teror oleh pelaku tak dikenal.

"Sehingga intelijen kepolisian kita harus berkerjasama dengan intelejen dari TNI, karena ini dalam fungsi menjaga Republik ini," ujar Didi kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (9/8/2013).

Politisi Partai Demokrat itu menghimbau, tidak ada salahnya jika intelejen kepolisian bekerjasama dengan BIN dan intelejen TNI serta masyarakat dalam mengantisiapasi gangguan keamanan tersebut.

"Tanpa dibantu segenap masyarakat Indonesia, tidak mudah juga, mengingat luasnya negara kita ini. Karena keamanan ini sebagai tanggung jawab dari pihak kepolisian, termasuk didalamnya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang selama ini dilihat masih kurang optimal (menedeteksi adanya aksi teror)," pungkas dia. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya