Penanganan darurat erupsi Gunung Rokatenda di Pulau Palue, Kab. Sikka, Prov NTT masih dilakukan. Sejak meletus pada Sabtu 10 Agustus, hingga kini sudah 511 jiwa masyarakat di sekitar Gunung Rokatenda yang dievakuasi keluar dari Pulau Palue ke Maumere.
Sebagian besar pengungsi adalah warga Pulau Palue di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, khususnya dari Kampung Koa, Desa Rokirole dan Nitung di Desa Nitunglea. Mereka dievakuasi ke Maumere dan ke titik aman di Uwa, Desa Reruwerere di Pulau Palue melalui Pantai Cua di Desa Nitunglea.
"Evakuasi berlangsung sejak Minggu 11 Agustus hingga hari ini. Evakuasi menggunakan 6 buah kapal motor yang telah disiapkan Pemda Sikka dan aparat di Palue," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya Senin (12/8/2013).
Di Maumere pengungsi ditempatkan sementara di tenda-tenda di lapangan dan aula Kantor Bappeda Sikka. Pengungsi itu akan disebar ke beberapa gedung yang lebih memadai. Persiapan logistik bagi pengungsi dianggap masih cukup hingga 4 hari ke depan.
BNPB telah mengirimkan bantuan logistik ke Maumere berupa 20 ribu masker, 500 paket sandang, 500 paket family kit, 500 paket kid ware, dan 1.000 selimut. Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah tikar, air bersih, air mineral, permakanan, dan masker.
Sesuai dengan otonomi daerah, penanganan bencana juga desentralisasi. Penanggung jawab penanganan bencana adalah Bupati/Walikota dan Gubernur. BNPB memberikan pendampingan dalam teknis, administratif, peralatan, dan pendanaan.
Karena itu penanganan pengungsi, relokasi, tata ruang, penyediaan kebutuhan dasar dan sebagainya adalah kewenangan Pemda. Saat ini 15 personel BNPB berada di Maumere dan Palue untuk mendampingi BPBD mendirikan posko, membentuk struktur organisasi tanggap darurat, mendirikan media center, administrasi penggunaan dana siap pakai. (Ali/Ary)
Sebagian besar pengungsi adalah warga Pulau Palue di Kecamatan Palue, Kabupaten Sikka, khususnya dari Kampung Koa, Desa Rokirole dan Nitung di Desa Nitunglea. Mereka dievakuasi ke Maumere dan ke titik aman di Uwa, Desa Reruwerere di Pulau Palue melalui Pantai Cua di Desa Nitunglea.
"Evakuasi berlangsung sejak Minggu 11 Agustus hingga hari ini. Evakuasi menggunakan 6 buah kapal motor yang telah disiapkan Pemda Sikka dan aparat di Palue," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya Senin (12/8/2013).
Di Maumere pengungsi ditempatkan sementara di tenda-tenda di lapangan dan aula Kantor Bappeda Sikka. Pengungsi itu akan disebar ke beberapa gedung yang lebih memadai. Persiapan logistik bagi pengungsi dianggap masih cukup hingga 4 hari ke depan.
BNPB telah mengirimkan bantuan logistik ke Maumere berupa 20 ribu masker, 500 paket sandang, 500 paket family kit, 500 paket kid ware, dan 1.000 selimut. Kebutuhan mendesak yang diperlukan adalah tikar, air bersih, air mineral, permakanan, dan masker.
Sesuai dengan otonomi daerah, penanganan bencana juga desentralisasi. Penanggung jawab penanganan bencana adalah Bupati/Walikota dan Gubernur. BNPB memberikan pendampingan dalam teknis, administratif, peralatan, dan pendanaan.
Karena itu penanganan pengungsi, relokasi, tata ruang, penyediaan kebutuhan dasar dan sebagainya adalah kewenangan Pemda. Saat ini 15 personel BNPB berada di Maumere dan Palue untuk mendampingi BPBD mendirikan posko, membentuk struktur organisasi tanggap darurat, mendirikan media center, administrasi penggunaan dana siap pakai. (Ali/Ary)