Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyambut baik penolakan kadernya Rustriningsih untuk menjadi peserta dalam konvensi capres Partai Demokrat. Dianggap bentuk loyalitas kepada partai berlambang kepala banteng.
"Sebagai kader loyal, setiap kader akan diuji loyalitasnya. Jelas bagi partai harus loyal sama partainya, dan beliau membuktikan loyalitasnya kepada partai," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Ara sapaan akrab dari Maruarar Sirait ini menjelaskan bahwa loyalitas Rustriningsih telah teruji kepada partai sebagaimana ditunjukkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang mendapat banyak tawaran untuk menjadi capres dari partai lain tetapi menolaknya dan tetap bersama PDIP. "Loyal ini kan indah. Kualitas sesorang dinilai, itu pilihan tepat," ungkapnya.
Anggota Komisi XI DPR RI ini menambahkan, keputusan mantan Wagub Jawa Tengah menolak konvensi Demokrat karena dilandasi berbagai pertimbangan. Salah satunya karena partai yang selama ini membesarkannya belum memutuskan siapa capres yang akan diusung pada Pemilu 2014 mendatang.
"Kita belum bicarakan soal presiden, tidak pada rakernas ini. Sesuai keputusan kongres, rakernas di bawah kongres diserahkan kepada ketua umum. Dan, ini kemauan kongres, bukan Bu Mega." Tukas Ara.
Rustriningsih menjadi undangan terakhir yang hadir dalam Konvensi Partai Demokrat. Walau hadir memenuhi undangan, Rustri menyatakan penolakannya untuk ikut dalam konvensi partai itu.
"Saya sampaikan maaf sebesarnya, kalau tidak bisa penuhi harapan untuk ikuti konvensi atau tahapan konvensi yang akan diselenggarakan," kata Rustri usai mengikuti wawancara tertutup bersama Komite Konvensi di Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Kamis (29/8) kemarin.
Rustri mengatakan, kedatangannya memenuhi undangan tersebut untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada komite konvensi dan memberikan apresiasi karena telah mengundangnya dan bukan untuk ikut dalam konvensi.
"Ini kehormatan buat saya. Saya apresiasi langkah yang dilakukan komite dalam upaya melakukan terobosan bagaimana memberi alternatif bagi pemimpin nasional yang akan dipilih oleh rakyat. Untuk itu saya hadir malam ini," tuturnya.
Menurutnya, pertemuannya dengan para anggota komite itu adalah bagian dari silaturahmi politik. Terlebih dalam konvensi tersebut, bukan hanya kader Partai Demokrat yang diundang, namun juga tokoh lain dari luar Partai Demokrat.
"Ini bagian dari silaturahmi politik pada yang ada. Ini bagian yang kita apresiasi, tidak hanya kader internal yang diundang, tapi juga dari luar. Saya juga surprise bisa ketemu Pak Didi Irawadi, selama ini ketemu pas dinas. Kemudian ketemu dengan Pak Suadi, Pak Ruki, Pak Maftuh, Mas Effendi. Senang bisa silaturahmi," terangnya.
Karena menanggap kedatangannya tersebut hanya sekadar silaturahmi, Rustri mengaku kedatangannya bertemu dengan komite konvensi tanpa persetujuan partainya yaitu PDIP.
"Kalau saya iyakan untuk ikuti konvensi lebih lanjut, saya tentunya harus minta izin ke partai. Tapi ini kan sebatas silaturahmi, jadi saya tidak melakukan," ujar Rustri. (Ein/Ism)
"Sebagai kader loyal, setiap kader akan diuji loyalitasnya. Jelas bagi partai harus loyal sama partainya, dan beliau membuktikan loyalitasnya kepada partai," kata Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Ara sapaan akrab dari Maruarar Sirait ini menjelaskan bahwa loyalitas Rustriningsih telah teruji kepada partai sebagaimana ditunjukkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang mendapat banyak tawaran untuk menjadi capres dari partai lain tetapi menolaknya dan tetap bersama PDIP. "Loyal ini kan indah. Kualitas sesorang dinilai, itu pilihan tepat," ungkapnya.
Anggota Komisi XI DPR RI ini menambahkan, keputusan mantan Wagub Jawa Tengah menolak konvensi Demokrat karena dilandasi berbagai pertimbangan. Salah satunya karena partai yang selama ini membesarkannya belum memutuskan siapa capres yang akan diusung pada Pemilu 2014 mendatang.
"Kita belum bicarakan soal presiden, tidak pada rakernas ini. Sesuai keputusan kongres, rakernas di bawah kongres diserahkan kepada ketua umum. Dan, ini kemauan kongres, bukan Bu Mega." Tukas Ara.
Rustriningsih menjadi undangan terakhir yang hadir dalam Konvensi Partai Demokrat. Walau hadir memenuhi undangan, Rustri menyatakan penolakannya untuk ikut dalam konvensi partai itu.
"Saya sampaikan maaf sebesarnya, kalau tidak bisa penuhi harapan untuk ikuti konvensi atau tahapan konvensi yang akan diselenggarakan," kata Rustri usai mengikuti wawancara tertutup bersama Komite Konvensi di Wisma Kodel, Jakarta Selatan, Kamis (29/8) kemarin.
Rustri mengatakan, kedatangannya memenuhi undangan tersebut untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada komite konvensi dan memberikan apresiasi karena telah mengundangnya dan bukan untuk ikut dalam konvensi.
"Ini kehormatan buat saya. Saya apresiasi langkah yang dilakukan komite dalam upaya melakukan terobosan bagaimana memberi alternatif bagi pemimpin nasional yang akan dipilih oleh rakyat. Untuk itu saya hadir malam ini," tuturnya.
Menurutnya, pertemuannya dengan para anggota komite itu adalah bagian dari silaturahmi politik. Terlebih dalam konvensi tersebut, bukan hanya kader Partai Demokrat yang diundang, namun juga tokoh lain dari luar Partai Demokrat.
"Ini bagian dari silaturahmi politik pada yang ada. Ini bagian yang kita apresiasi, tidak hanya kader internal yang diundang, tapi juga dari luar. Saya juga surprise bisa ketemu Pak Didi Irawadi, selama ini ketemu pas dinas. Kemudian ketemu dengan Pak Suadi, Pak Ruki, Pak Maftuh, Mas Effendi. Senang bisa silaturahmi," terangnya.
Karena menanggap kedatangannya tersebut hanya sekadar silaturahmi, Rustri mengaku kedatangannya bertemu dengan komite konvensi tanpa persetujuan partainya yaitu PDIP.
"Kalau saya iyakan untuk ikuti konvensi lebih lanjut, saya tentunya harus minta izin ke partai. Tapi ini kan sebatas silaturahmi, jadi saya tidak melakukan," ujar Rustri. (Ein/Ism)