Hampir 2 pekan sejak Presiden Susilo Bambang Yudhyono tampil marah-marah begitu turun dari pesawat usai mengunjungi Bali dan Brunei Darussalam untuk tugas kenegaraan, tak banyak informasi baru dari Istana seputar keberadaan Bunda Putri. Wajah keras dan nada tegas Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis malam 10 Oktober lalu, tak lagi berbekas seolah tak terjadi apa-apa.
Namun, di luar Istana, nama Bunda Putri tetap menggoda untuk diungkap misterinya. Apakah nama itu punya sosok atau sekadar rekaan? Tokoh betulan atau fiksi belaka? Dan, dari hari ke hari informasi tentang sosok wanita ini mulai beredar. Banyak pihak mulai mengaku mengenal atau mengetahui sosok Bunda Putri.
Bahkan, deretan foto-foto yang diklaim sebagai Bunda Putri mulai banyak beredar. Foto itu memperlihatkan seorang wanita kurus berkacamata berdekatan dengan sejumlah tokoh terkenal. Mulai dari Sekretaris Kabinet Dipo Alam hingga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Ekonom yang juga mantan calon Gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri, juga sempat berpose dengan sang Bunda.
Tapi, apalah arti foto, karena sulit untuk dipercaya karena kecanggihan teknologi saat ini dengan mudah bisa direkayasa. Tetap saja hanya ucapan yang bisa dijadikan pegangan. Hal itu pun tak perlu menunggu lama, karena sejumlah penuturan membuktikan kalau Bunda Putri sebenarnya sosok yang nyata, berbentuk, dan tak sekadar tokoh khayalan.
Adalah Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hilmi Aminuddin, yang berterus terang mengaku mengenal sosok ini. Saat bersaksi untuk terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor, Hilmi mengakui Bunda Putri kerap bertandang ke rumahnya di Lembang, Bandung, Jawa Barat. "(Bunda Putri) sering ke Lembang," katanya.
Informasi lainnya datang dari Ketua DPP PKS, Hidayat Nur Wahid. Membantah kalau Bunda Putri adalah kader atau pengurus PKS, Hidayat mengatakan kalau Bunda Putri seharusnya bukanlah sosok yang asing bagi para pendukung SBY.
"Dari informasi yang berkembang justru dia merupakan pimpinan organisasi (masyarakat) sayap dari partainya Pak SBY. Di Lira (Lumbung Informasi Rakyat)," kata Hidayat.
Lira sendiri merupakan ormas pendukung SBY saat pertama kali maju sebagai capres pada 2004. Tetapi, hanya sebatas itu informasi yang dimiliki Hidayat. Dia malah berharap pihak Istana dapat mengungkap kebenaran dari sosok Bunda Putri.
Keterangan Hidayat yang cukup mengagetkan itu ternyata mendapat konfirmasi dari Presiden Lira, Jusuf Rizal. Dia mengakui mengenal wanita yang konon bernama Non Saputri itu. "Awal mengenal Bunda Putri saat sama-sama aktif di komunitas relawan pemenangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," jelasnya.
Kendati demikian, Jusuf tidak mengetahui detail bisnis yang dijalankan Bunda Putri. Ia hanya tahu Bunda Putri seorang profesional, seperti konsultan atau advisor. "Ia biasa menangani investasi modal asing yang akan masuk ke Indonesia. Bidang yang ditangani berbagai macam, seperti energi, pertanian hingga perikanan," kata Jusuf.
Pengakuan lebih gamblang terlontar dari mulut ekonom Faisal Basri. Baginya, Bunda Putri jauh dari sosok yang misterius. "Di mata saya, ia sosok yang tidak teramat misterius. Ia sosok yang hangat, seorang ibu yang memiliki anak perempuan semata wayang yang telah mengaruniainya seorang cucu lelaki," tulis Faisal dalam blog pribadinya.
Tak sekadar kenal, Faisal bahkan tahu kesukaan Bunda Putri. "Bunda Putri gemar menyantap durian. Sewaktu menghadiri acara pernikahan putra pejabat Petronas di Kuala Lumpur pun, tengah malam kami mendatangi pasar rakyat untuk menyantap durian," tulis Faisal menggambarkan kedekatannya.
Dengan semua pengalaman bersama Bunda Putri itu, Faisal mengaku merasa aneh dengan ucapan Presiden SBY yang menganggap sosok Bunda Putri begitu misterius. "Yang membuat dia semakin misterius adalah komentar Presiden yang mengatakan 2.000 persen tak mengenalnya," beber mantan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Apa yang disebutkan Faisal mengacu pada pengakuan Presiden SBY dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, malam itu. SBY dalam keterangannya yang disampaikan dengan suara tegas dan tertahan berusaha mematahkan semua kesaksian Luthfi di Pengadilan Tipikor.
"Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden, 1.000 persen Luthfi bohong. Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle, 2.000 persen bohong. Kalau ada reshuffle kabinet, istri saya pun tidak tahu. Tidak semua menteri tahu. Kalau ada reshuffle, yang saya ajak bicara Wakil Presiden, Sekretaris Mensesneg. Kalau menteri itu kebetulan di bawah menko tertentu, menkonya saya panggil. Tidak ada satu pun yang saya ajak bicara soal reshuffle, tidak juga istri saya. Kalau kutipannya ini benar, 1.000 persen bohong. Tahu kebijakan reshuffle 2.000 persen bohong," tegas SBY sambil beberapa kali menunjuk-nunjuk ke depan.
Faisal memang layak untuk heran. Setelah memperlihatkan kemarahan 2 pekan silam, hingga kini pihak Istana tak lagi menyinggung soal Bunda Putri. Padahal, di bagian akhir keterangannya, Presiden SBY sempat mengatakan bahwa dia masih menbutuhkan waktu 2 hari untuk mengetahui persis tentang sosok Bunda Putri sebenarnya.
"Saya belum memiliki data yang lengkap tentang Bunda Putri ini. Mudah-mudahan dalam 1-2 hari saya lebih tahu, akan makin tahu siapa-siapa yang bermain dengan kata-kata yang bohong, apa tujuan dan sebagainya. Ini sekaligus bagi saya, saya bukan pejabat kecengah. Mau reshuffle ngomong sama orang yang tidak jelas. Kemudian pernyataan seperti ini sangat dekat dengan Pesiden SBY, luar biasa. Semoga Allah mengampuni. Semoga kebenaran dan keadilan tegak," ucap SBY mengakhiri penuturannya.
Tapi, bukan 2 hari ternyata, 2 pekan setelah itu belum juga ada keterangan resmi dari Istana tentang hasil penelusuran itu. Justru, informasi tentang Bunda Putri lebih banyak didapat dari pihak di luar Istana yang dirangkum oleh media. Artinya, informasi tentang sosok Bunda Putri yang disebutkan dekat dengan petinggi negara ini, baru didapatkan dari satu sisi.
Apakah ini karena Istana kesulitan mengumpulkan informasi? Jawabannya pasti tidak. Negara pastilah memiliki sumber daya yang tak terbatas. Negara punya aparat intelijen, kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, serta aparat pemerintahan hingga level paling bawah. Semua sumber daya itu bisa dikerahkan Presiden untuk menelisik keberadaannya jika sosok Bunda Putri memang dinilai sudah mempermalukan atau memfitnah Kepala Negara.
Bahkan, kalau dipikir-pikir, 2 hari adalah waktu yang terlalu lama bagi seorang Presiden untuk mendapatkan data-data dari seorang warganya. Dalam hitungan jam pun informasi akan mengalir deras ke Istana dari aparat yang memiliki data-data spesifik tentang Bunda Putri yang bisa dipastikan adalah sosok yang memang benar ada.
Lantas, kenapa Istana tak kunjung membuka hasil penelusuran itu? Ternyata Istana memiliki alasan tersendiri. Melalui Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, terkuak kenapa Istana tak membuka hasil temuannya ke publik.
"Sejak awal tidak ada niat, bahkan insinuasi seperti itu. Pengungkapan identitas dimaksudkan sepenuhnya untuk keperluan internal lingkaran Presiden semata," kata Daniel.
Informasi tentang identitas Bunda Putri, ujar Daniel, relevan untuk profiling, menjawab keperluan staf kepresidenan untuk mengetahui sosok Bunda Putri.
"Tidak ada niat kami untuk menciptakan opini terkait dengan keberadaan Bunda Putri, melampaui kewajiban semua orang untuk menghormati hak-haknya sebagai seorang warga negara. Kami berharap dengan penjelasan ini publik tidak lagi dibingungkan oleh pernyataan-pernyataan yang menafsirkan bahwa kantor Presiden berutang kepada publik terkait dengan pengungkapan identitas Bunda Putri," jelas Daniel.
Istana boleh berkilah, tapi itu tak akan cukup untuk menutup rasa penasaran publik. Seperti dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, keterangan Presiden tentang sosok sebenarnya dari Bunda Putri tengah dinanti publik.
"Waktu itu saya dengar, kalau tidak salah Pak SBY akan membuka identitas Bunda Putri dalam waktu 2 hari. Saya kira publik berharap beliau membuka Bunda Putri itu sebetulnya siapa dan apa konteksnya dengan Istana. Ada hubungan atau tidak ada hubungan, biar masyarakat tidak penasaran. Karena penasaran itu tidak sehat," ujar Anas.
Jika melihat pada keterangan Daniel, tak akan ada lagi episode Presiden SBY berbicara tentang Bunda Putri. Nama dan sosok ini hanya akan menambah file di Istana tanpa diungkap ke publik. Pilihan itu sah-sah saja, tapi memenuhi rasa ingin tahu publik itu soal yang berbeda.
Ada 2 pertanyaan bisa dilontarkan untuk polemik Bunda Putri ini. Pertama, jika memang Bunda Putri merasa dirinya tak terkait dengan ucapan Luthfi soal kedekatan dengan Presiden SBY, kenapa dirinya tak kunjung muncul di depan publik guna menghilangkan syak wasangka, baik bagi dirinya atau bagi Presiden SBY?
Kedua, jika Istana menginginkan nama Presiden dibersihkan dari keterkaitannya dengan pengakuan Luthfi di persidangan, kenapa tidak dilakukan upaya paksa kepada Bunda Putri untuk menjelaskan tentang benar tidaknya apa yang disebutkan Luthfi di Pengadilan Tipikor.
Berbicara tentang Presiden pastilah urusannya serius, tak bisa main-main, karena menyangkut kewibawaan serta simbol negara. Namun, yang terpampang di depan publik saat ini, urusan fitnah terhadap Presiden hanya diusut dan diselesaikan dengan cara amatir. Sungguh, beribu-ribu persen sangat disayangkan. (Ado)
Namun, di luar Istana, nama Bunda Putri tetap menggoda untuk diungkap misterinya. Apakah nama itu punya sosok atau sekadar rekaan? Tokoh betulan atau fiksi belaka? Dan, dari hari ke hari informasi tentang sosok wanita ini mulai beredar. Banyak pihak mulai mengaku mengenal atau mengetahui sosok Bunda Putri.
Bahkan, deretan foto-foto yang diklaim sebagai Bunda Putri mulai banyak beredar. Foto itu memperlihatkan seorang wanita kurus berkacamata berdekatan dengan sejumlah tokoh terkenal. Mulai dari Sekretaris Kabinet Dipo Alam hingga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Ekonom yang juga mantan calon Gubernur DKI Jakarta, Faisal Basri, juga sempat berpose dengan sang Bunda.
Tapi, apalah arti foto, karena sulit untuk dipercaya karena kecanggihan teknologi saat ini dengan mudah bisa direkayasa. Tetap saja hanya ucapan yang bisa dijadikan pegangan. Hal itu pun tak perlu menunggu lama, karena sejumlah penuturan membuktikan kalau Bunda Putri sebenarnya sosok yang nyata, berbentuk, dan tak sekadar tokoh khayalan.
Adalah Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hilmi Aminuddin, yang berterus terang mengaku mengenal sosok ini. Saat bersaksi untuk terdakwa Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor, Hilmi mengakui Bunda Putri kerap bertandang ke rumahnya di Lembang, Bandung, Jawa Barat. "(Bunda Putri) sering ke Lembang," katanya.
Informasi lainnya datang dari Ketua DPP PKS, Hidayat Nur Wahid. Membantah kalau Bunda Putri adalah kader atau pengurus PKS, Hidayat mengatakan kalau Bunda Putri seharusnya bukanlah sosok yang asing bagi para pendukung SBY.
"Dari informasi yang berkembang justru dia merupakan pimpinan organisasi (masyarakat) sayap dari partainya Pak SBY. Di Lira (Lumbung Informasi Rakyat)," kata Hidayat.
Lira sendiri merupakan ormas pendukung SBY saat pertama kali maju sebagai capres pada 2004. Tetapi, hanya sebatas itu informasi yang dimiliki Hidayat. Dia malah berharap pihak Istana dapat mengungkap kebenaran dari sosok Bunda Putri.
Keterangan Hidayat yang cukup mengagetkan itu ternyata mendapat konfirmasi dari Presiden Lira, Jusuf Rizal. Dia mengakui mengenal wanita yang konon bernama Non Saputri itu. "Awal mengenal Bunda Putri saat sama-sama aktif di komunitas relawan pemenangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," jelasnya.
Kendati demikian, Jusuf tidak mengetahui detail bisnis yang dijalankan Bunda Putri. Ia hanya tahu Bunda Putri seorang profesional, seperti konsultan atau advisor. "Ia biasa menangani investasi modal asing yang akan masuk ke Indonesia. Bidang yang ditangani berbagai macam, seperti energi, pertanian hingga perikanan," kata Jusuf.
Pengakuan lebih gamblang terlontar dari mulut ekonom Faisal Basri. Baginya, Bunda Putri jauh dari sosok yang misterius. "Di mata saya, ia sosok yang tidak teramat misterius. Ia sosok yang hangat, seorang ibu yang memiliki anak perempuan semata wayang yang telah mengaruniainya seorang cucu lelaki," tulis Faisal dalam blog pribadinya.
Tak sekadar kenal, Faisal bahkan tahu kesukaan Bunda Putri. "Bunda Putri gemar menyantap durian. Sewaktu menghadiri acara pernikahan putra pejabat Petronas di Kuala Lumpur pun, tengah malam kami mendatangi pasar rakyat untuk menyantap durian," tulis Faisal menggambarkan kedekatannya.
Dengan semua pengalaman bersama Bunda Putri itu, Faisal mengaku merasa aneh dengan ucapan Presiden SBY yang menganggap sosok Bunda Putri begitu misterius. "Yang membuat dia semakin misterius adalah komentar Presiden yang mengatakan 2.000 persen tak mengenalnya," beber mantan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Apa yang disebutkan Faisal mengacu pada pengakuan Presiden SBY dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma, malam itu. SBY dalam keterangannya yang disampaikan dengan suara tegas dan tertahan berusaha mematahkan semua kesaksian Luthfi di Pengadilan Tipikor.
"Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden, 1.000 persen Luthfi bohong. Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle, 2.000 persen bohong. Kalau ada reshuffle kabinet, istri saya pun tidak tahu. Tidak semua menteri tahu. Kalau ada reshuffle, yang saya ajak bicara Wakil Presiden, Sekretaris Mensesneg. Kalau menteri itu kebetulan di bawah menko tertentu, menkonya saya panggil. Tidak ada satu pun yang saya ajak bicara soal reshuffle, tidak juga istri saya. Kalau kutipannya ini benar, 1.000 persen bohong. Tahu kebijakan reshuffle 2.000 persen bohong," tegas SBY sambil beberapa kali menunjuk-nunjuk ke depan.
Faisal memang layak untuk heran. Setelah memperlihatkan kemarahan 2 pekan silam, hingga kini pihak Istana tak lagi menyinggung soal Bunda Putri. Padahal, di bagian akhir keterangannya, Presiden SBY sempat mengatakan bahwa dia masih menbutuhkan waktu 2 hari untuk mengetahui persis tentang sosok Bunda Putri sebenarnya.
"Saya belum memiliki data yang lengkap tentang Bunda Putri ini. Mudah-mudahan dalam 1-2 hari saya lebih tahu, akan makin tahu siapa-siapa yang bermain dengan kata-kata yang bohong, apa tujuan dan sebagainya. Ini sekaligus bagi saya, saya bukan pejabat kecengah. Mau reshuffle ngomong sama orang yang tidak jelas. Kemudian pernyataan seperti ini sangat dekat dengan Pesiden SBY, luar biasa. Semoga Allah mengampuni. Semoga kebenaran dan keadilan tegak," ucap SBY mengakhiri penuturannya.
Tapi, bukan 2 hari ternyata, 2 pekan setelah itu belum juga ada keterangan resmi dari Istana tentang hasil penelusuran itu. Justru, informasi tentang Bunda Putri lebih banyak didapat dari pihak di luar Istana yang dirangkum oleh media. Artinya, informasi tentang sosok Bunda Putri yang disebutkan dekat dengan petinggi negara ini, baru didapatkan dari satu sisi.
Apakah ini karena Istana kesulitan mengumpulkan informasi? Jawabannya pasti tidak. Negara pastilah memiliki sumber daya yang tak terbatas. Negara punya aparat intelijen, kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, serta aparat pemerintahan hingga level paling bawah. Semua sumber daya itu bisa dikerahkan Presiden untuk menelisik keberadaannya jika sosok Bunda Putri memang dinilai sudah mempermalukan atau memfitnah Kepala Negara.
Bahkan, kalau dipikir-pikir, 2 hari adalah waktu yang terlalu lama bagi seorang Presiden untuk mendapatkan data-data dari seorang warganya. Dalam hitungan jam pun informasi akan mengalir deras ke Istana dari aparat yang memiliki data-data spesifik tentang Bunda Putri yang bisa dipastikan adalah sosok yang memang benar ada.
Lantas, kenapa Istana tak kunjung membuka hasil penelusuran itu? Ternyata Istana memiliki alasan tersendiri. Melalui Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, terkuak kenapa Istana tak membuka hasil temuannya ke publik.
"Sejak awal tidak ada niat, bahkan insinuasi seperti itu. Pengungkapan identitas dimaksudkan sepenuhnya untuk keperluan internal lingkaran Presiden semata," kata Daniel.
Informasi tentang identitas Bunda Putri, ujar Daniel, relevan untuk profiling, menjawab keperluan staf kepresidenan untuk mengetahui sosok Bunda Putri.
"Tidak ada niat kami untuk menciptakan opini terkait dengan keberadaan Bunda Putri, melampaui kewajiban semua orang untuk menghormati hak-haknya sebagai seorang warga negara. Kami berharap dengan penjelasan ini publik tidak lagi dibingungkan oleh pernyataan-pernyataan yang menafsirkan bahwa kantor Presiden berutang kepada publik terkait dengan pengungkapan identitas Bunda Putri," jelas Daniel.
Istana boleh berkilah, tapi itu tak akan cukup untuk menutup rasa penasaran publik. Seperti dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, keterangan Presiden tentang sosok sebenarnya dari Bunda Putri tengah dinanti publik.
"Waktu itu saya dengar, kalau tidak salah Pak SBY akan membuka identitas Bunda Putri dalam waktu 2 hari. Saya kira publik berharap beliau membuka Bunda Putri itu sebetulnya siapa dan apa konteksnya dengan Istana. Ada hubungan atau tidak ada hubungan, biar masyarakat tidak penasaran. Karena penasaran itu tidak sehat," ujar Anas.
Jika melihat pada keterangan Daniel, tak akan ada lagi episode Presiden SBY berbicara tentang Bunda Putri. Nama dan sosok ini hanya akan menambah file di Istana tanpa diungkap ke publik. Pilihan itu sah-sah saja, tapi memenuhi rasa ingin tahu publik itu soal yang berbeda.
Ada 2 pertanyaan bisa dilontarkan untuk polemik Bunda Putri ini. Pertama, jika memang Bunda Putri merasa dirinya tak terkait dengan ucapan Luthfi soal kedekatan dengan Presiden SBY, kenapa dirinya tak kunjung muncul di depan publik guna menghilangkan syak wasangka, baik bagi dirinya atau bagi Presiden SBY?
Kedua, jika Istana menginginkan nama Presiden dibersihkan dari keterkaitannya dengan pengakuan Luthfi di persidangan, kenapa tidak dilakukan upaya paksa kepada Bunda Putri untuk menjelaskan tentang benar tidaknya apa yang disebutkan Luthfi di Pengadilan Tipikor.
Berbicara tentang Presiden pastilah urusannya serius, tak bisa main-main, karena menyangkut kewibawaan serta simbol negara. Namun, yang terpampang di depan publik saat ini, urusan fitnah terhadap Presiden hanya diusut dan diselesaikan dengan cara amatir. Sungguh, beribu-ribu persen sangat disayangkan. (Ado)