Liputan6.com, Jakarta Analis di bank investasi global, JPMorgan memperkirakan momentum lebih lanjut untuk Bitcoin (BTC), menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024.
Dalam proyeksinya, JPMorgan mengambil pendekatan investasi agresif Microstrategy, yang dijuluki "rencana 21/21."
Baca Juga
Strategi ini bertujuan untuk mengumpulkan dana senilai USD 42 miliar selama tiga tahun, dengan dana dibagi rata antara ekuitas dan sekuritas pendapatan tetap.
Advertisement
"Untuk tahun 2025 saja MicroStrategy akan menginvestasikan $10 miliar ke dalam bitcoin yang kira-kira sama dengan pembelian kumulatifnya sejauh ini sejak pertengahan 2020," ungkap JPMorgan dalam catatannya.
Bank tersebut juga menyoroti peningkatan berkelanjutan dalam investasi ritel baik dalam Bitcoin maupun emas, terutama melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).
Analis memperkirakan tren ini, yang telah meningkat sejak musim panas lalu, akan berlanjut hingga 2025 di bawah pemerintahan Trump.Â
"Kami optimis terhadap Bitcoin hingga tahun 2025," kata Direktur pelaksana JPMorgan Nikolaos Panigirtzoglou.
Panigirtzoglou menjelaskan bahwa kebijakan Trump dapat mengintensifkan perdagangan penurunan nilai, diipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tarif, ketegangan geopolitik, dan langkah-langkah fiskal ekspansif yang meningkatkan utang.
"Kami tidak melihat reaksi pasar negatif awal oleh emas sebagai penolakan terhadap 'perdagangan penurunan nilai' di bawah kemenangan Trump. Bagaimanapun, Bitcoin, komponen lain dari 'perdagangan penurunan nilai' menguat setelah kemenangan Trump. Menyusul hasil pemilu, harga Bitcoin naik ke level tertinggi sepanjang masa di USD 76.244 pada 6 November sebelum stabil di sekitar USD 75.100,"Â Â Panigirtzoglou menyoroti.
Â
Disclaimer:Â Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Prediksi Baru, Bitcoin Diramal Sentuh Harga Rp 2,8 Miliar Usai Pemilu AS
Perusahaan manajemen aset, VanEck memprediksi pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek di tengah sentimen pemilu AS. Kepala Riset Aset Digital VanEck, Matthew Sigel menjelaskan harga Bitcoin berpotensi naik ke level USD 180.000 atau setara Rp 2,8 miliar (asumsi kurs Rp 15.841 per dolar AS).
Sigel menguraikan bagaimana pemilu dapat memicu pergerakan pasar yang menguntungkan Bitcoin. Pertama, ia menyebutkan sikap ramah Donald Trump terhadap kripto sebagai faktor utama.Â
Ini mulai terlihat setiap kali Trump melonjak dalam jajak pendapat, Bitcoin mengikutinya, dan Sigel berpendapat hal itu akan terjadi lagi ketika Trump terpilih jadi presiden AS. Sigel juga membandingkan dengan pemilu 2020 ketika Bitcoin mengalami reli pasca-pemilu.
"Kami melihat pola yang sama persis pada tahun 2020," kata Sigel, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (7/11/2024).
Sige menjelaskan bagaimana harga Bitcoin naik saat pembeli baru memasuki pasar setelah pemilu. Sigel berpikir hal itu akan terjadi lagi pada 2024, terutama jika kekacauan ekonomi dan penurunan peringkat memaksa orang untuk mencari aset alternatif.
Lebih banyak bobot ditambahkan ke perkiraan tersebut saat Sigel menjelaskan Bitcoin dapat mendatangkan pembeli baru ke pasar seperti halnya industri video game yang berupaya memperbarui aset dari generasi ke generasi.Â
Â
Disclaimer:Â Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement