Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memantau hasil razia topeng monyet yang dilakukan oleh Satpol PP DKI Jakarta selama 3 hari di lapangan IRTI Silang Monas, Jakarta Pusat. Ada 10 monyet yang diselamatkan.
Pantauan Liputan6.com, Jokowi yang tiba di lokasi langsung melihat monyet-monyet yang terjaring razia itu. Sebanyak 10 monyet tersebut ditempatkan masing-masing di kandang yang saling terpisah. Ukuran monyet-monyet bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil.
Jokowi menegaskan, monyet meruakan salah satu satwa liar yang dilindungi oleh negara, oleh sebab itu, eksploitasi monyet tersebut demi mendapatkan uang, sangat tidak dibolehkan.
"Itu binatang liar yang dilindungi. Sampai ada topeng monyet, monyetnya disuruh bekerja. Tidak berperikemonyetan!" tegas Jokowi di lapangan Monas, Rabu (23/10/2013).
Jokowi mengatakan, setelah monyet-monyet itu ditangkap, pihaknya akan membawa satwa jenis primata itu ke Taman Margasatwa Ragunan. Di kebun binatang itu, monyet-monyet akan direhabilitasi, dicek kesehatannya, dan dipelihara dengan baik. "Monyetnya dibawa ke Ragunan, dirawat, dipelihara dengan baik di sana nanti," kata Jokowi.
Ia pun mengungkapkan tujuan dilakukannya penertiban terhadap para pengamen topeng monyet itu dikarenakan selama ini topeng monyet dianggap mengganggu ketertiban umum. "Secara undang-undang, tidak boleh, karena itu membuat keramaian, mengganggu ketertiban umum," tambah dia.
Sikap senada sebelumnya juga diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Yah, (topeng monyet) itu kan nggak berperikebinatangan, monyet disuruh-suruh begitu," kata dia.
Ia mengatakan, dari segi pertunjukan, seekor monyet beratraksi mengikuti instruksi seorang pawang dan diiringi suara musik gamelan, cukup menghibur. Terutama untuk anak-anak.
Hanya saja, lanjutnya, yang dipermasalahkan adalah cara melatih monyet tersebut. Terkadang monyet-monyet itu tidak dirawat dengan baik. Di samping itu, selain beraksi di perumahan, umumnya topeng monyet juga berada di pinggir jalan. (Ein/Ism)
Pantauan Liputan6.com, Jokowi yang tiba di lokasi langsung melihat monyet-monyet yang terjaring razia itu. Sebanyak 10 monyet tersebut ditempatkan masing-masing di kandang yang saling terpisah. Ukuran monyet-monyet bervariasi, ada yang besar dan ada yang kecil.
Jokowi menegaskan, monyet meruakan salah satu satwa liar yang dilindungi oleh negara, oleh sebab itu, eksploitasi monyet tersebut demi mendapatkan uang, sangat tidak dibolehkan.
"Itu binatang liar yang dilindungi. Sampai ada topeng monyet, monyetnya disuruh bekerja. Tidak berperikemonyetan!" tegas Jokowi di lapangan Monas, Rabu (23/10/2013).
Jokowi mengatakan, setelah monyet-monyet itu ditangkap, pihaknya akan membawa satwa jenis primata itu ke Taman Margasatwa Ragunan. Di kebun binatang itu, monyet-monyet akan direhabilitasi, dicek kesehatannya, dan dipelihara dengan baik. "Monyetnya dibawa ke Ragunan, dirawat, dipelihara dengan baik di sana nanti," kata Jokowi.
Ia pun mengungkapkan tujuan dilakukannya penertiban terhadap para pengamen topeng monyet itu dikarenakan selama ini topeng monyet dianggap mengganggu ketertiban umum. "Secara undang-undang, tidak boleh, karena itu membuat keramaian, mengganggu ketertiban umum," tambah dia.
Sikap senada sebelumnya juga diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Yah, (topeng monyet) itu kan nggak berperikebinatangan, monyet disuruh-suruh begitu," kata dia.
Ia mengatakan, dari segi pertunjukan, seekor monyet beratraksi mengikuti instruksi seorang pawang dan diiringi suara musik gamelan, cukup menghibur. Terutama untuk anak-anak.
Hanya saja, lanjutnya, yang dipermasalahkan adalah cara melatih monyet tersebut. Terkadang monyet-monyet itu tidak dirawat dengan baik. Di samping itu, selain beraksi di perumahan, umumnya topeng monyet juga berada di pinggir jalan. (Ein/Ism)