Kasus Ospek Maut, Kontras: Kemah Bakti ITN Didesain Semi-Militer

Kontras menyebutkan kegiatan itu menyerupai program semi militer tapi tak terencana dan tanpa standar operasional prosedur yang jelas.

oleh Muhammad Ali diperbarui 13 Des 2013, 21:42 WIB
Diterbitkan 13 Des 2013, 21:42 WIB
polisi-itn-131213b.jpg
Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya menemukan bukti kekerasan dalam Kemah Bakti Desa (KBD) mahasiswa jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

Hasil investigasi Kontras menyebutkan, kegiatan itu menyerupai program semi-militer tapi tak terencana. Serta tanpa standar operasional prosedur yang jelas.

"Kekerasan yang dilakukan tak terukur dan ngawur, sehingga kegiatan itu menimbulkan korban jiwa," kata Koordinator Kontras Surabaya Andi Irfan Junaedy saat dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Jumat (13/12/2013).

Tim investigasi Kontras Surabaya telah menemui belasan mahasiswa baru rekan almarhum Fikri Dolasmantya Surya. Serta mengumpulkan berbagai alat bukti.

Dari investigasi itu juga terungkap bahwa aksi kekerasan tak hanya dilakukan senior panitia yang disebut Fendem, sejumlah senior mahasiswa non panitia Kemah Bakti Desa (KBD) Jurusan Planologi juga turut terlibat dalam kekerasan tersebut. "Kegiatan yang penuh aksi kekerasan," ucap Andy.
 
Kontras menggandeng Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk perlindungan kepada para saksi. Tujuannya untuk memberikan rasa aman pada para mahasiswa baru yang memberikan keterangan.
 
"Kami juga meminta polisi turut pro-aktif memberi perlindungan kepada para saksi," pungkas Andi.
 
Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Jurusan Planologi ITN Malang meninggal dunia saat mengikuti kegiatan KBD di Kawasan Pantai Goa Cina Sumbermanjing Wetan pada 12 Oktober. Dari hasil visum luar, 2 kelopak mata Fikri digenangi darah, lidah menjulur dan menggigit. Selain itu pada alat kelamin Fikri mengeluarkan cairan sperma. (Ali/Riz)

[Baca juga: Geger Ospek Maut ITN Malang]

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya