Liputan6.com, Jakarta: Bagi Mukhtar Nasir dan Sariati, orang tua Fitri Handayani, korban penculikan yang dijual ke Malaysia, Selasa (14/12) ini bisa jadi hari yang telah lama dinanti-nantikan. Betapa tidak, keduanya akan berangkat ke Padang, Sumatra Barat, untuk menjemput putrinya yang sejak tiga bulan silam tak diketahui kabar beritanya [baca: "Yani Udah Jadi Manusia Nggak Berharga"].
Kepada SCTV, Nasir dan Sariati mengaku tak dapat tidur karena tidak sabar menunggu pagi untuk segera berangkat ke Padang. "Kepengen cepet siang, kepengen cepet ketemu," kata Sariati. Selain membawa koleksi foto dan baju kesayangan Yani, demikian Fitri Handayani biasa dipanggil, Nasir dan Sariati juga mengantongi uang sebesar Rp 90 ribu hasil tabungan sebagai tukang cuci dan penjualan tas plastik adik-adik Yani.
Dengan difasilitasi SCTV, keduanya terbang ke Padang menggunakan pesawat Garuda dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, pukul 07.00 WIB. Setiba di Bandara Tabing, Padang, rombongan langsung menuju Markas Kepolisian Sektor Padang Utara tempat Yani berada.
Pertemuan orang tua-anak ini berlangsung mengharukan. Mukhtar dan Sariati berharap bisa membawa anaknya pulang ke Jakarta hari ini juga. Namun, Yani baru bisa dibawa pulang setelah menjalani sejumlah pemeriksaan untuk mengungkap sindikat penculik korban.
Yani adalah pelajar Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, Jakarta Timur, yang diculik dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial di Malaysia. Dia berhasil lolos dari cengkeraman penculik ketika si penculik mengurus paspornya di Padang, Sumatra Barat. Yani kemudian melapor ke personel Polsek Padang Utara [baca: Diculik, Siswi Madrasah Dijadikan Pelacur di Malaysia].(TOZ/Widiyaningsih dan Bondan Wicaksono)
Kepada SCTV, Nasir dan Sariati mengaku tak dapat tidur karena tidak sabar menunggu pagi untuk segera berangkat ke Padang. "Kepengen cepet siang, kepengen cepet ketemu," kata Sariati. Selain membawa koleksi foto dan baju kesayangan Yani, demikian Fitri Handayani biasa dipanggil, Nasir dan Sariati juga mengantongi uang sebesar Rp 90 ribu hasil tabungan sebagai tukang cuci dan penjualan tas plastik adik-adik Yani.
Dengan difasilitasi SCTV, keduanya terbang ke Padang menggunakan pesawat Garuda dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, pukul 07.00 WIB. Setiba di Bandara Tabing, Padang, rombongan langsung menuju Markas Kepolisian Sektor Padang Utara tempat Yani berada.
Pertemuan orang tua-anak ini berlangsung mengharukan. Mukhtar dan Sariati berharap bisa membawa anaknya pulang ke Jakarta hari ini juga. Namun, Yani baru bisa dibawa pulang setelah menjalani sejumlah pemeriksaan untuk mengungkap sindikat penculik korban.
Yani adalah pelajar Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda, Jakarta Timur, yang diculik dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial di Malaysia. Dia berhasil lolos dari cengkeraman penculik ketika si penculik mengurus paspornya di Padang, Sumatra Barat. Yani kemudian melapor ke personel Polsek Padang Utara [baca: Diculik, Siswi Madrasah Dijadikan Pelacur di Malaysia].(TOZ/Widiyaningsih dan Bondan Wicaksono)