Liputan6.com, Jakarta Dampak sosial media terhadap anak begitu besar. Jadi, Anda sebagai orang tua harus terus waspada mengawasi sang buah hati agar bisa memanajemen penggunaan gadget ketika mereka tengah asyik scrolling media sosial.
Pada Mei lalu, Ahli Bedah Umum AS Vivek Murthy menyampaikan peringatan keras tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental anak-anak. “Saat ini, kami belum memiliki cukup bukti untuk menentukan apakah media sosial cukup aman untuk anak-anak dan remaja atau tidak,” tutur dia seperti melansir CNBC, Selasa (6/6/2023).
Namun, usia 13 tahun “terlalu dini” bagi anak-anak untuk menggunakan media sosial. Murthy mengatakan, sebaiknya tunggu anak-anak sampai mereka setidaknya berusia 16 tahun. Atau yang lebih baik lagi, menjauhkan anak-anak kecil dari platform media sosial sepenuhnya, tetapi itu tidak realistis untuk semua orang.
Advertisement
Persyaratan usia minimum untuk membuat akun di platform utama, seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat adalah 13 tahun. Akan tetapi, kini banyak anak menemukan cara menggunakan aplikasi tersebut agar tetap terhubung dengan teman-temannya tanpa sepengetahuan orang tua.
Jika anak secara aktif terlibat dengan media sosial, Anda harus memastikan mereka menggunakannya dengan tepat, tambah Kepala Divisi Psikiatri Anak & Remaja di Jersey Shore University Medical Center di Hackensack Meridian Stacy Doumas.
“Ini benar-benar tentang melakukan percakapan tentang apa di luar sana,” kata Doumas. “Dan mendorong perilaku sehat dan sesuai usia yang berputar di sekitar pertemanan dan aktivitas berbeda yang mungkin lebih produktif daripada menghabiskan waktu online.”
Baik anak berusia 10, 14, atau 16 tahun, Doumas menyarankan untuk mengambil empat langkah ini demi memandu aktivitas online anak dengan lebih baik.
1. Cari tahu alasan penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap anak
Akan sangat membantu jika Anda bertanya kepada anak-anak terkait jenis aplikasi yang digunakan dan cara interaksi mereka, kata Doumas.
Namun, selain itu juga penting untuk mengetahui jenis konten yang mereka konsumsi, kata Doumas.
Untuk memulai, ajukan pertanyaan kunci berikut tentang konten yang melibatkan anak Anda:
1. Apakah unggahan yang berinteraksi dengan anak bersifat kekerasan atau seksual?
2. Apakah unggahan melibatkan intimidasi atau pelecehan online?
Terlepas dari ketakutan terbesar, tidak semua yang diakses anak Anda di media sosial adalah negatif. Banyak anak melihat situs dan aplikasi ini sebagai cara yang menyenangkan dan mudah untuk terhubung dengan teman.
Meski begitu, Doumas menyarankan agar orang tua menyadari cara media sosial memengaruhi perilaku anak secara keseluruhan. “Apakah itu mengganggu tidur? Apakah itu mengganggu sosialisasi tatap muka atau waktu keluarga Anda?” kata dia.
2. Buat rencana keluarga untuk penggunaan media sosial
Buatlah keputusan, sebagai sebuah keluarga, tentang faktor-faktor kunci ini:
1. Usia berapa anak-anak di keluarga bisa mulai menggunakan media sosial?
2. Pada jam berapa penggunaan media sosial diperbolehkan?
3. Apa batasan media sosial?
Menetapkan aturan-aturan ini bersama anak-anak akan “memupuk komunikasi terbuka” dari orang tua ke anak, begitu pun sebaliknya. Tingkat transparansi ini dapat menjadi landasan yang kuat bagi orang tua “agar mereka tahu apa yang dilakukan anak-anak mereka”, kata Doumas.
3. Ajari anak tentang konten yang dilihat, tetapi hormati privasi
Bicaralah dengan anak-anak tentang konten yang dilihat, kata Doumas. Dengan menjelaskan kepada mereka mengenai alasan hal-hal tertentu tidak pantas atau berbahaya, mereka akan cenderung mengingatnya ketika hal itu terjadi.
“Anda dapat memberdayakan mereka untuk membuat pilihan yang tepat, dan juga untuk melaporkan jika mereka melihat sesuatu yang tidak baik terjadi. Jika mereka melihat seorang anak yang membutuhkan, atau seseorang diintimidasi atau dilecehkan,” katanya.
Ketahuilah bahwa tidak apa-apa untuk memantau akun media sosial anak, kata Doumas, “selama Anda memberi tahu mereka bahwa Anda melakukannya” untuk menghindari pelanggaran privasi mereka.
“Saat remaja bertambah tua, Anda ingin memercayai mereka. Anda ingin memberi mereka kebebasan,” katanya. Namun, pastikan Anda berbicara dengan mereka tentang konten sensitif yang mungkin dilihat, sehingga mereka merasa nyaman membicarakannya dengan Anda.
Advertisement
4. Dukung aktivitas sosial yang sehat di luar internet
Pertimbangkan kemungkinan anak Anda beralih ke media sosial untuk waktu yang lama karena merasa kesepian. Pada 2020, kesepian sedang meningkat dan pengguna media sosial, terutama generasi Z, paling merasakannya, menurut sebuah studi Cigna.
Untuk membantu anak-anak Anda menghindari ketergantungan pada media sosial demi koneksi, bimbing mereka ke aktivitas lain untuk interaksi sosial, kata Doumas.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan, yang sangat bagus untuk remaja:
1. Sarankan membuat rencana dengan teman-temannya
2. Bicaralah dengan mereka tentang olahraga apa yang mungkin mereka minati
3. Bantu mereka menemukan pekerjaan setelah sekolah
“Hal ini bukan untuk mengatakan sama sekali tidak ada penggunaan media sosial, tetapi mendorong mereka untuk pergi jalan-jalan dengan teman-teman sepulang sekolah dan bermain sepak bola,” kata Doumas.
“Benar-benar mendukung semua perilaku remaja sehat lainnya, sehingga media sosial secara bertahap akan menjadi bagian yang lebih kecil dari kehidupan mereka.”