Liputan6.com, Jakarta - Reporter: Septian Deny
Menteri Perindustrian MS Hidayat menyatakan daya saing produk otomotif Indonesia hingga saat ini telah mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut tercermin dari ekspor produk kendaraan bermotor khususnya kendaraan Completely Build Up (CBU) yang hingga saat ini telah dapat diekspor ke lebih dari 80 negara tujuan ekspor.
Dia mengungkapkan, ekspor kendaraan bermotor roda empat mencapai sekitar 125 ribu unit pada 2012, kemudian meningkat menjadi 170 ribu unit pada 2013.
"Diperkirakan pada tahun ini ekspor CBU tersebut akan meningkat hingga mencapai 200 ribu unit," ujarnya saat memberikan sambutan pada seminar bertemakan 'Prospek Industri Otomotif Nasional Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015' di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (23/6/2014).
Selain ekspor CBU, lanjut Hidayat, Indonesia juga telah dapat mengekspor produk kendaraan bermotor dalam bentuk completely knocked down (CKD), di mana ekspornya pada 2012 mencapai 100 ribu unit, dan pada 2013 mencapai 105 ribu. "Pada tahun ini diprediksi akan mencapai 110 ribu," lanjutnya.
Hidayat menjelaskan, dalam kerangka ASEAN, saat ini jika dilihat dari sisi produksi maka industri otomotif nasional telah menduduki urutan ke-2 setelah Thailand dengan kemampuan produksi sebesar 1,2 juta pada 2013 dan Thailand mampu memproduksi sekitar 2,5 juta unit per tahun.
"Namun dengan masuknya investasi selama dua tahun terakhir ini, saat kapasitas terpasang produksi otomotif nasional telah mencapai dua juta unit per tahun. Ini perlu dicatat," kata dia.
Sementara itu, jumlah industri komponen di Indonesia telah mencapai sekitar 1.550 perusahaan, sedangkan Thailand mempunyai sekitar 2.200 perusahan industri.
"Dengan diluncurkan model-model unggulan dalam negeri oleh berbagai APM serta dukungan iklim usaha yang semakin kondusif, maka saya yakin industri otomotif nasional akan semakin berperan di pasar regional maupun global khususnya di ASEAN," tandasnya. (Dny/Ndw)