Semarang-Surabaya Indikator Bensin Turun Dua Strip

Dari data MID (multi information display), rata-rata konsumsi bahan bakar 4,8 liter/100 km atau setara 20,8 km/liter.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 22 Apr 2015, 09:50 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2015, 09:50 WIB
Semarang-Surabaya Indikator Bensin Turun Dua Strip
Dari data MID (multi information display), rata-rata konsumsi bahan bakar 4,8 liter/100 km atau setara 20,8 km/liter.

Liputan6.com, Surabaya - Etape pertama "All New Mazda2 E-Halt Challenge: One Tank for Three Islands" dengan tujuan Semarang-Surabaya berlangsung seru. Ketujuh mobil peserta berhasil mencapai titik pemberhentian pertama di Kota Pahlawan dengan torehan konsumsi bahan bakar yang berbeda-beda.

Mengawali perjalanan dari Semarang, para peserta disambut dengan insiden jatuhnya helikopter TNI di Bandara Ahmad Yani. Akibat peristiwa ini, perjalanan yang sedianya dilakukan pukul 10.00 WIB pun mundur.

Tepat pukul 13.00 WIB, Presiden Direktur PT Mazda Motor Indonesia (MMI) akhirnya mengibarkan bendera start di SPBU Akpol Semarang. Pelepasan tujuh unit all new Mazda2 turut disaksikan sejumlah staff PT MMI dan perwakilan dealer Mazda Semarang.

Pada etape awal, Liputan6.com yang ditemani seorang jurnalis majalah otomotif menempuh jarak 336,8 km menggunakan Mazda2 GT. Kendala pun ditemui, GPS Tidak menunjukkan arah yang tepat sehingga jarak tempuh lebih jauh dibanding peserta lain. Indikator bensin pada instrumen cluster menunjukkan penurunan sebanyak dua strip.

Bisa dibilang, konsumsi BBM all new Mazda2 terbilang irit. Dari data MID (multi information display), rata-rata konsumsi bahan bakar 4,8 liter/100 km atau setara 20,8 km/liter.

Sementara kecepatan rata-rata sepanjang etape pertama yakni 42 km/jam. Hasil ini cukup memuaskan. Mengingat, sepanjang perjalanan kami membiarkan AC tetap menyala.

Sebenarnya, perjalanan dari Semarang-Surabaya yang menggunakan jalur utara memungkinkan kami menorehkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Tapi, kondisi jalan yang ramai dan banyaknya truk serta bus membuat kami kesulitas mempertahankan kecepatan 60-70 km/jam. Kondisi jalan yang berlubang juga membuat kami kesulitan menerapkan teknik eco driving.

Pada etape pertama, peserta dengan konsumsi bahan bakar paling irit adalah 3,7 liter/100 km. Sementara kecepatan rata-ratanya 42 km/jam.

Siang ini rombongan kembali melanjutkan perjalanan yang dimulai dari hotel Ciputra World menuju Ketapang, sebelum akhirnya menyeberang ke Bali keesokan harinya.

(ian/gst)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya