Liputan6.com, Jakarta - Knalpot aftermarket umumnya dibuat dari material besi, alumunium, hingga stainless. Abenk Muffler, produsen knalpot asal Bogor, lebih mengandalkan material stainless pada produk ciptaannya. Kenapa?
"Rata-rata memakai stainless, yang besi jarang. Dia kan enggak berkarat, sulit patah," jelas Abenk, pemilik Abenk Muffler kepada Liputan6.com.
Baca Juga
Abenk menuturkan penggunaan material stainless membuat knalpot lebih panjang umur. Ini disebabkan pori-pori stainless yang kecil membuat kotoran atau sisa bahan bakar tidak mudah menempel.
"Sisa kerak bahan bakar nggak mudah menempel di bahan stainless. Kalau besi dia pori-porinya besar, kotoran dapat menempel lama-lama jadi bercak, kemudian berkerak dan berkarat," ia menjelaskan.
Kemudian, stainless lebih baik daripada besi. Knalpot jadi lebih cepat dingin dan tidak mudah bengkok saat suhu panas tinggi.
"Kalau stainless kena panas kembali seperti semula, dibengkokkan dia balik lagi (bentuknya). Kalau besi cepat memuai dan bisa bengkok kalau dipanaskan," lanjutnya.