Liputan6.com, Jakarta - Formula E mungkin tidak sepopuler Formula 1. Namun begitu ia tetap menarik karena beberapa hal. Yang paling jelas adalah tenaga penggeraknya yang listrik, sehingga tidak mengeluarkan emisi sama sekali.
Formula E sendiri terhitung sebagai "anak bawang" di FIA. Ia baru digagas pada 2012, dan kejuaraan perdananya baru dimulai di Beijing, 2014 lalu.
Ada beberapa alasan yang membuat mengapa Formula 1 sampai saat ini masih jauh lebih populer. Selain lebih "tua", F1 juga sebetulnya lebih "nikmat" untuk ditonton. Pasalnya, apalagi kalau bukan karena performanya.
Advertisement
Baca Juga
Ya, performa umum mobil-mobil yang berlaga di F1 memang jauh lebih tinggi ketimbang "adiknya" ini. Pertanyaannya, seberapa jauh?
Merujuk pada laman sciencefocus.com, kecepatan maksimal sebuah mobil F1 adalah 378 km/jam, sementara mobil Formula E hanya 225 km/jam.
Pun dengan akselerasinya. Untuk mencapai 100 km/jam dari titik nol, mobil F1 membutuhkan waktu sekejap, hanya 2,1 detik, sementara Formula E sampai 3 detik. Tak heran kalau mobil-mobil F1 dijuluki "jet darat".
Ditilik lebih dalam, tenaga yang keluar dari penggerak Formula E bahkan hanya satu pertiga dari mesin hybrid 1,6 liter milik Formula 1. Mesin F1 semburkan tenaga sampai 950-an Tk, sementara motor Formula E hanya setara 268 Tk.
Laman carthrottle.com menyebut ketertinggalan Formula E disebabkan karena "keterbatasan baterai dan motor" itu sendiri. Namun bukan tidak mungkin di masa depan ketertinggalan ini bisa disusul.
Satu aspek lain adalah soal kebisingan. Jet darat Formula 1 tingkat kebisingannya mencapai 134 dB, sementara mobil Formula E hanya 80 dB. Sebagai gambaran, pesawat terbang tingkat kebisingannya itu 90-100 dB.