3 Pekerjaan Rumah Produsen Mobil Listrik

Masih banyak hal yang harus dibenahi oleh pabrikan mobil listrik sebelum menggantikan mobil konvensional sepenuhnya.

oleh Sigit Tri Santoso diperbarui 28 Okt 2017, 18:26 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 18:26 WIB
Nissan X-Trail Hybrid
Baterai lithium ion Nissan X-Trail Hybrid berada di baris ketiga

Liputan6.com, Yokohama- Era elektrifikasi sudah tidak terelakan. Namun masih banyak PR (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan tiap produsen mobil.

Dalam bentuk apapun model mobil listrik, semuanya membutuhkan tiga komponen utama. "Komponen penting dalam mobil listrik adalah motor listrik, baterai, dan inverter," ujar Kiyotaka Ise, President Advanced R&D and Engineering Company TMC dalam presentasi di acara Toyota Media Tour 2017 di Pasifico Yokohama, Jepang, Kamis (26/10).

Tapi di antara tiga komponen itu, baterai adalah pekerjaan rumah yang terberat. Semua produsen berlomba untuk membuat baterai yang paling efisien. Karena baterai memengaruhi performa mobil secara keseluruhan dan itu yang diinginkan konsumen.

Sampai saat ini menurut Kiyotaka, ada tiga target utama yang sedang diupayakan berkaitan dengan mobil listrik, khususnya baterai. Mobil harus punya daya tempuh yang lebih jauh, waktu pengecasan baterai yang lebih singkat, dan harga yang harus terjangkau.

Bila hal ini tidak tidak terpenuhi, akan sulit bagi produsen mobil untuk bersaing. Toyota tidak bekerja sendiri dalam pencapaian hal ini. Mereka menggandeng Mazda yang terkenal dengan proyek optimalisasi efisiensi mobil secara keseluruhan dan Denso yang terkenal sebagai produsen komponen mobil seperti baterai.

Pada 28 September 2017, ketiganya bergabung dalam sebuah peruhaan baru untuk mengembangkan mobil listrik yang lebih cerdas dan maju. Perusahaan itu adalah EV C.A Spirit Co., Ltd.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tahun 2050, Tak Ada Lagi Mobil Bermesin Konvensional

Isu bahan bakar fosil yang terus menipis dan upaya pengurangan emisi khususnya CO2 membuat mobil bermesin konvensional tidak populer. Targetnya, 2050 mobil listrik menggantikan mobil-mobil yang ada sekarang.

Pernyataan ini disampaikan Kiyotaka Ise, President Advanced R&D and Engineering Company TMC, dalam acara Toyota Media Tour 2017 di Pasifico Yokohama, Jepang, Kamis (26/10).

Kiyotaka menyampaikan skenario yang diutarakan sebelumnya dari Akio Toyoda, CEO Toyota. Toyota telah memasuki era elektrifikasi di mana pada akhirnya (2050) semua mobil bermesin konvensional akan tergantikan oleh mobil listrik.

Toyota sendiri sudah masuk era elektrifikasi sejak 20 tahun lalu. Saat itu, Toyota RAV4 sudah menggunakan teknologi hibrida. Dan mereka sukses mengirim Prius di tahun berikutnya sebagai mobil hybrid terlaris di dunia. "Sampai saat ini Toyota sudah menjual 11 juta mobil hybrid," ujar Kiyotaka dalam presentasinya.

Sejak 2012, Toyota sudah konsisten menjual 1,2 juta unit mobil hybrid per tahun. Pencapaian tertinggi tahun lalu (2016), dengan peraihan 1,4 juta unit.

Dijelaskan Kiyotaka, "Komponen penting dalam mobil listrik adalah motor listrik, baterai, dan inverter." Tiga komponen ini pasti ada dalam setiap produk nantinya walau berbeda model teknologinya. Sementara Toyota melalui tahapan elektrifikasi yang dimulai dari mobil hybrid dan dilanjutkan dengan Plug in Hybrid Electrical Vehicle (PHEV), mobil listrik (electrical vehicle) dan FCV. "Pada akhirnya mobil fuel cell jadi yang utama di masa depan."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya