Liputan6.com, Jakarta Transportasi dengan energi alternatif sudah mulai giat ditawarkan ke masyarakat Indonesia oleh APM atau importir. Alat transportasi tersebut adalah mobil hybrid (Nissan X-Trail hybrid), motor listrik (Viar Q1), dan sepeda listrik (Selis maupun sepeda listrik modifikasi).Tentu harga mobil hybrid masih sangat mahal untuk saat ini, oleh karena itu Liputan6.com akan membahas mengenai motor listrik dan sepeda listrik.
Motor listrik dan sepeda listrik pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama. Keduanya sama-sama menggunakan baterai, controller sebagai otaknya, throttle atau PAS (Pedal Assist System pada sepeda), dan motor elektrik yang menggerakkan roda.
Advertisement
Baca Juga
Motor Listrik
Viar Q1 merupakan motor listrik terjangkau yang dilengkapi dengan surat-surat. Dengan banderol Rp 16,7 juta on the road Jakarta, Anda dapat menikmati teknologi ramah lingkungan ini. Motor elektrik 800 Watt Q1 bersemayam di dalam roda belakang.
Sedangkan baterai lithium 60V20AH bersemayam tepat di bawah jok penumpang pada posisi penumpang yang dibonceng. Penempatan komponen yang berat tersebut bisa diibaratkan seperti motor skutik yang menempatkan mesin di bagian bawah belakang. Sehingga rasa pengendaraan maupun bermanuver motor listrik ini mendekati motor skutik.
Sepeda Listrik
Lantas bagaimana dengan sepeda listrik? Jenis motor elektrik sepeda listrik bisa dibagi dalam beberapa kategori. Yang paling umum adalah motor elektrik yang disematkan ke dalam roda (hub drive), motor elektrik yang menggerakkan crank ( mid drive), dan motor elektrik menggesek/menggerakkan roda secara langsung (friction drive).
Hub Drive
Menggunakan motor elektrik yang disematkan dalam roda memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Kelebihannya, motor jenis ini tidak banyak memakan tempat. Pemasangannya bisa di roda depan maupun belakang, bahkan keduanya yang membuatnya menjadi all-wheel drive.
Kekurangan dari motor elektrik jenis ini adalah Anda tidak bisa menggunakan multi speed yang dimiliki oleh sepeda drivetrain.
Harganya cukup beragam, untuk fullbike yang sudah dilengkapi dengan hub drive mulai dari Rp 4 jutaan (Selis Butterfly). Jika Anda ingin memodifikasi sepeda listrik yang sudah ada, Anda bisa melirik converter kit dengan spesifikasi motor elektrik 250 Watt, dengan baterai lithium botol 36V dengan harga mulai Rp 5 jutaan.
Mid Drive
Motor elektrik yang menggerakkan crank dapat mengoptimalkan sprocket gear yang dimiliki oleh sepeda. Jika Anda menggunakan sprocket gear 10 - percepatan. Maka Anda memiliki 10 percepatan yang bisa digunakan oleh motor elektrik. Sehingga beban kerja motor elektrik akan disesuaikan dengan medan yang dihadapi.
Keuntungan lainnya adalah penempatannya di tengah, sehingga pengendaraan akan terasa lebih natural berkat distribusi bobot yang lebih baik. Kekurangannya adalah harga yang relatif mahal dibanding motor elektrik jenis lain.
Untuk harganya, mid drive kit dengan spesifikasi 24V 350 Watt dibanderol Rp 2.700.000 di luar baterai. Jika Anda malas merakit sendiri, beberapa penjual sudah menyediakan versi fullbike modifikasi, dengan banderol Rp 11 juta, dikutip dari bukalapak. Basis yang digunakan United Miami dengan sistem mid drive 48V 500W dan baterai lifepo4 48v 11-12ah.
Friction Drive
Cara kerja friction drive adalah menggerakkan roda belakang secara langsung. Di Indonesia sendiri, sudah ada produsen lokal dengan produk bernama Mini-On. Kelebihannya adala bentuknya yang mungil dan berbobot ringan, cocok bagi Anda yang ingin bersepeda tanpa terlihat menggunakan motor elektrik. Kekurangannya, karena cara kerja yang menggesek roda secara langsung, sistem ini biasanya menghabiskan permukaan roda belakang jika pengaturannya kurang tepat.
Sistem Mini-On kit versi 2 dibanderol Rp 4,8 juta dengan spesifikasi motor listrik 800 watt.
Advertisement
Pengaturan Bobot
Jika sebelumnya motor elektrik berpengaruh terhadap distribusi bobot, maka faktor lainnya yang berpengaruh adalah penempatan dan penggunaan jenis baterai.
Penggunaan baterai SLA (Sealed Lead Acid/ aki) akan meningkatkan bobot secara signifikan dibanding dengan lithium-ion. Baterai SLA juga memiliki dimensi yang cukup besar, sehingga mempersulit untuk penempatan ideal baterai. Biasanya baterai SLA digunakan pada sepeda listrik dengan harga yang relatif terjangkau.
Baterai berjenis lithium-ion memiliki harga yang cukup mahal. Namun, bobot yang relatif ringan dan juga bentuknya yang fleksibel membuatnya lebih mudah untuk ditempatkan pada sepeda. Bentuknya beragam, bisa berupa botol minum sehingga bisa ditempatkan di tengah rangka sepeda, maupun berbentuk kotak kecil yang bisa ditempatkan di bawah jok.
Saksikan Video Pilihan di bawah Ini: