Mobil Semakin Canggih, Montir Tradisional Terancam Punah

Masa-masa orang memperbaiki mobil sendiri dengan bermodalkan kunci seadanya sudah lewat. Kini montir dituntut untuk lebih mahir.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 31 Jan 2018, 19:41 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 19:41 WIB
20160702-Arus Mudik, Montir Dadakan Raup Untung Empat Kali Lipat-Garut
Montir memperbaiki mobil yang rusak di Jalan Warung Peuteuy, Garut, Jabar, Senin (4/7). Banyaknya kendaraan pemudik yang rusak menjadi berkah bagi para montir panggilan dengan pendapatan hingga 4x lipat dibanding biasa. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Illinois - Sudah bukan rahasia lagi jika mobil semakin lama semakin canggih, hal tersebut berdampak terhadap pelatihan untuk menjadi montir. Setidaknya itu yang disampaikan oleh Waubonsee Community College Automotive Technology Program, dilansir Chicagotribune.

"Orang keluar dan masuk pada program (pelatihan montir) ini, dan semakin lama semakin berubah. Pada dasarnya, mobil saat ini adalah komputer berjalan dan kita mengisi kekosongannya," ungkap James Armitage, profesor di program Waubonsee.

Masa-masa orang memperbaikinya sendiri dengan bermodalkan kunci seadanya sudah lewat. Kini, untuk menjadi pekerja awal di industri perbaikan mobil membutuhkan sertifikasi khusus.

Hugh Beattie, Senior Group Manager Regional Parts & Service Hyundai Motor America, mengungkapkan, "Industri kita berubah setiap harinya, tapi garis besarnya adalah kita ingin menggunakan transportasi sebagai kebutuhan harian, apakah itu kendaraan sendiri, Uber, atau kendaraan nirsopir. Semuanya membutuhkan perawatan dan perbaikan, dan pelajar yang sedang menuntul ilmu sekarang akan memberikan pelayan tersebut kepada publik."

Menjadi montir tradisional di tengah berkembangnya industri ini menjadi tantangan tersendiri. Mobil yang semakin canggih membutuhkan diagnosa melalui komputer, sehingga masalah pada mobil tidak lagi bisa diselesaikan melalui cara biasa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bengkel Motor Keliling, Alternatif Saat Kondisi Darurat

Lutfi dan bengkel motor kelilingnya
Lutfi Santana, membuka usaha bengkel keliling demi memenuhi kebutuhan keluarganya (Liputan6.com/Rio Apinino).

Dengan bermodalkan Honda Win tahun 1990-an, seorang pria yang telah memiliki dua anak gigih mencari konsumen di sepanjang Jalan Juanda, Margonda Raya, Lenteng Agung, hingga Pasar Minggu. Ia mencari orang yang motornya mogok, atau mengalami masalah. 

Namanya Lutfi Santana. Ia telah membuka bengkel motor keliling sejak dua tahun lalu. Sebelumnya, Lutfi bekerja selama lima tahun di bengkel milik orang. Dengan modal Rp 500 ribu, Lutfi merancang sebuah boks berisi peralatan bengkel seperti kunci, kompresor mini, dan ban dalam. 

Sebelumnya, ia sempat membuka bengkel di rumahnya yang ada di perkampungan Juanda, Depok. Tapi tak berhasil karena letak bengkel tak terlalu ramai. Pun karena di perkampungan, bengkelnya cukup mengganggu tetangga karena suara-suara yang keluar dari motor.

Ide untuk membuka bengkel motor keliling ia dapat saat mengendarai motor bersama istrinya. Kala itu, ia melihat motor orang mogok. Lutfi mendekati dan menolongnya. "Di situ saya terinspirasi. Kenapa tidak buat bengkel motor keliling saja?" ujar Lutfi kepada Liputan6.com, Senin (8/8/2016).

 

Selanjutnya

Libur Natal dan Tahun Baru, Bengkel Keliling Honda Tetap SiagaJemput Bola, Honda Hadirkan Motor dan Mobil Servis KelilingBukan Ojek Saja, Ada Jasa Panggil Montir Secara Online 

Lutfi melayani konsumen dari berbagai daerah. Cara kerjanya cukup sederhana. Jika tidak ada panggilan melalui telpon atau SMS, ia akan berkeliling, dari pukul 08.00 pagi hingga 10.00 malam. "Istilahnya, jemput bola. Dari pada diam di rumah," tambah pria dengan perawakan kurus ini.

Meski begitu, tak semua konsumen dapat dilayani. Pasalnya, dengan membawa boks peralatan bengkelyang cukup besar dan berat, Lutfi mengaku kesulitan jika harus melayani konsumen dari daerah yang cukup jauh. 

Di hari kerja seperti ini, Lutfi bisa melayani hingga lima orang. Umumnya konsumen mengeluhkan masalah-masalah yang cenderung ringan seperti busi soak. Tapi ada pula yang ingin servis besar. Untuk yang terakhir, Lutfi mengaku hanya sanggup mengerjakan dua motor per hari.

Dari kerja ini, Lutfi mengatakan kebutuhan hidupnya dan keluarga terpenuhi. "Alhamulillah nutup (kebutuhan hidup). Per hari rata-rata bisa Rp 200 ribu. Tapi lebih banyak kalau akhir pekan," terangnya. 

Lutfi tak mematok harga pasti untuk tiap jasa yang diberikan. Meski demikian, selalu saja konsumen memberikan uang lebih. Pelayanannya pun baik, ia mengaku selama dua tahun ini belum ada keluhan dari konsumen.

Bengkel Motor Keliling Lutfi dapat dihubungi melalui nomor telepon 0896-3724-5083.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya