Parkir Motor Pakai Standar Tengah Lebih Aman, Ini Sebabnya

Secara mayoritas sepeda motor bawaan pabrikan dilengkapi dengan dua macam standar.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2018, 08:02 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2018, 08:02 WIB
Standar Tengah Motor
Standar Tengah Motor (Ilustrasi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pada umumnya, sepeda motor dilengkapi dengan dua standar berbeda, yaitu standar samping dan standar tengah. Keduanya memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menahan motor saat parkir agar tidak jatuh.

Namun perlu diketahui bersama kedua model standar ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Seperti dikumpulkan dari sejumlah informasi yang berhasil redaksi kumpulkan. Untuk standar samping pada sepeda motor, secara mayoritas lebih sering digunakan oleh para pengguna motor. Hal itu karena penggunaan standar ini dalam memarkir motor jadi lebih mudah dan praktis dibandingkan menggunakan standar tengah.

Tapi perlu diketahui bersama, penggunaan standar tengah dalam memarkir motor justru dianggap lebih aman, meski harus mengeluarkan tenaga ekstra.

Begini penjelasannya. Jika motor distandar tengah motor akan lebih tegap dan tidak rawan jatuh ketika terkena senggolan kecil.

Selain itu, dengan posisi parkir standar tengah sepeda motor juga akan lebih aman dari tindak pencurian. Sebab sang pencuri juga butuh untuk mengeluarkan tenaga ekstra dan juga biasanya standar akan berbunyi ketika motor diturunkan.

Sumber : Otosia.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ternyata, Sepeda Motor Tidak Laku di Jepang, Ini Alasannya

Belajar Tertib Lalu Lintas Dari Negeri Sakura
Citizen6, Jepang: Para pejalan kaki dan pengendara sepeda selalu menyebrang di zebra cross. (Pengirim: Fransiskus Pongky Seran)

Industri sepeda motor yang luar biasa besar di Indonesia, ternyata berbanding terbalik dengan negara asalnya, Jepang. Bahkan, pengguna sepeda motor di Negeri Matahari Terbit ini sangat sedikit, dan hanya satu dua orang saja yang menggunakan kuda besi untuk beraktifitas sehari-hari.

 

 

Sebagian besar masyarakat Jepang, lebih memilih transportasi umum, seperti kereta api, bus, atau bahkan taksi.

Dijelaskan tour leader rombongan jurnalis Toyota Astra Motor (TAM), Ping Tjuan Suharna, masyarakat lebih suka naik transportasi umum karena lebih murah, dan tepat waktu, dan tidak perlu bayar parkir yang mahal.

"Kalau mobil bisa Rp 90 ribu, dan naik motor tidak praktis karena cari tempat parkir susah karena tidak bisa sembarangan," jelas Ping.

Sementara itu, biaya parkir di Jepang yang sekitar 200 yen per jam juga tergantung wilayah dan musim. Jadi, ketika musim dingin, akan berbahaya sekali jika parkir motor. "Sewa parkir di kantor 9000 yen (setara Rp 1 juta) per bulan," tambahnya.

Sementara itu, menurut tour guide rombongan media tour PT Astra Honda Motor (AHM), Bambang Soewandarto, populasi motor di Jepang memang tidak banyak. Alasannya, karena kepengurusan surat izin mengemudi (SIM) motor dengan kapasitas mesin di atas 200 cc, sama dengan SIM mobil.

"Makanya, masyarakat Jepang lebih memilih untuk menggunakan mobil," tegas Bambang.

Selain itu, cuaca di Jepang yang memiliki empat musim juga tidak mendukung penggunaan sepeda motor. "Kalau musim dingin, bisa di bawah 15 derajat celcius, kalau pakai motor jadi dingin," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya