Liputan6.com, Jakarta - Meski regulasi masih digodok pemerintah, namun sudah banyak APM yang memperkenalkan kendaraan listrik.
Seperti halnya motor listrik, baik di ajang otomotif ataupun situs jual beli, motor yang diklaim ramah lingkungan ini mudah dibeli dengan harga terjangkau.
Namun, tak menutup kemungkinan, banyak juga karya anak bangsa yang mencoba memodifikasi motor konvensional menjadi motor listrik.
Advertisement
Baca Juga
Priyo Agung Widodo, pendiri Mosell, mengatakan untuk mengonversi dari motor konvensional ke motor listrik langkahnya cukup mudah.
Hanya diperlukan Brushless DC motor (BLDC), controller, baterai, dan handle gas.
"Mau konversi motor bensin ke listrik, tinggal bongkar mesinnya. Kita hanya butuh rangkanya saja, lalu tempel dinamo BLDC di roda belakang. Jadi kita bongkar mesin, pasang BLDC, controller, handle gas, sama sistem rem dan baterainya," kata Agung saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (19/7/2018).
Ia mengatakan bahwa letak controller dan baterai berada di bawah jok. "Baterai ditaruh di situ jadi tidak terlihat dari luar. Kalau di roda pasang BLDC," ujarnya.
Untuk membuat motor listrik, ia menyarankan agar memakai baterai minimal 60 Volt. "Motor kan berat, saya sarankan minimal pakai 60 Volt. Volt itu menentukan torsi, kekuatan tarikan. Kalau pakai 48 Volt terlalu berat, ga ada power dan bisa terbakar BLDC-nya karena terlalu panas," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bedah Biaya
Soal biaya, menurutnya harga tergantung dengan baterai yang digunakan. "Kalau yang standar, memakai 1.000 Watt 60 Volt dengan kecepatan 65 km/jam, itu bisa habis Rp 8 juta," ujarnya.
Harga controller saja sekitar Rp 500 ribu untuk 1.000 Watt. Sedangkan BLDC kisaran Rp 2 jutaan. "Baterainya yang mahal. Kalau pakai baterai SLA 60 Volt Rp2,5 juta. Baterai lithium lipolymer Rp 6 jutaan. Itu masih relatif ya harganya," kata dia.
Untuk motor listrik kelas atas bisa menghabiskan biaya hingga Rp 15 juta. "Beda di baterai karena 2x lipat dari biasanya. Orang kan ngejar jarak tempuh. Makin panjang jarak tempuh akan makin mahal," kata Agung.
Jika menggunakan baterai yang 40Ah, hanya baterainya saja bisa mengeluarkan kocek hingga Rp 9 juta.
"Umur baterainya bisa 3 tahun dengan jarak tempuh 60 km (full charge)," tutupnya.
Advertisement