Carlos Ghosn Juga Diduga Geser Kerugian Investasi Pribadi ke Nissan

Carlos Ghosn, mantan bos aliansi roda empat terbesar di dunia ini diduga menggeser kerugian investasi pribadi jutaan dolar yang ditimbulkan selama krisis keuangan 2008 ke Nissan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 27 Nov 2018, 13:08 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2018, 13:08 WIB
Carlos Ghosn
Chairman Mitsubishi, Carlos Ghosn datang ke Indonesia untuk meresmikan pabrik baru.

Liputan6.com, Jakarta - Skandal keuangan yang dilakukan mantan Ketua Nissan, Carlos Ghosn terus berlanjut. Bahkan, mantan bos besar dari salah satu aliansi roda empat terbesar di dunia ini diduga menggeser kerugian investasi pribadi jutaan dolar yang ditimbulkan selama krisis keuangan 2008 ke Nissan.

Mengutip dari surat kabar Asahi Shimbun, yang dilansir Reuters, Selasa (27/11/2018), dari beberapa sumber tanpa nama, ketika bank meminta Ghosn lebih banyak memberikan jaminan. Namun, ia malah menyerahkan hak atas perdagangan derivatif kepada Nissan, yang secara efektif memikul kerugian 1,7 miliar yen (15 juta dolar).

Komisi Pengawasan dan Pengawasan Bursa Jepang (SESC) menemukan insiden ini selama inspeksi rutin tahun itu.

Sementara itu, Nissan mengatakan tidak bisa mengomentari laporan tersebut. Juru bicara SESC mengatakan, bahwa pengawas tidak dapat berkomentar mengenai kasus-kasus individual.

Untuk diketahui, Ghosn ditangkap oleh jaksa Tokyo, Senin (19/11/2018). Penangkapan ini terkait pelanggaran keuangan yang dilakukan Ghosn selama memimpin Nissan hampir dua dekade. Akibat kasus ini, baik Nissan maupun Mitsubishi, kedua perusahaan raksasa berbasis di Jepang itu mencopot jabatan Ghosn.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Selanjutnya

Akibat kasus itu juga, Nissan telah melakukan investigasi, yang dipicu oleh laporan penyelidik internal. Dalam laporan tersebut, selain Ghosn, pelanggaran tersebut juga melibatkan Representative Director Nissan, Greg Kelly selama beberapa bulan.

Penyelidikan telah menunjukan, jika selama bertahun-tahun baik Ghosn dan Kelly tidak melaporkan gaji yang sebenarnya. Selama lima tahun, hingga Maret 2015, Ghosn dibayar 10 miliar yen, namun hanya melapor di bawah 5 miliar yen. Selain itu, terdapat indikasi kesalahan lainnya juga, yaitu penggunaan aset perusahaan dan penyalahgunaan dana perusahaan.

Ā 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya