Liputan6.com, Tokyo - Bos aliansi terbesar di dunia, Nissan-Mitsubishi-Renault, Carlos Ghosn tengah tersandung masalah serius. Bahkan, pria yang sudah menjadi Chairman di Nissan selama kurang lebih 20 tahun ini, sudah ditangkap pihak kejaksaan di Tokyo, Jepang, Senin (19 November 2018).
Dalam kasus ini, Ghosn dan koleganya Greg Kelly diduga melakukan penggelapan laporan pendapatannya selama di Nissan. Selain itu, terdapat indikasi juga, jika Ghosn dan Greg telah menyalahgunakan aset dan dana perusahaan. Terkait kasus tersebut, Nissan siap memecat sang Chairman, dan siap mencari pengganti dalam waktu dekat.
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi kasus tersebut, Mitsubishi Motors Corporation (MMC), yang juga Ghosn duduk sebagai Chairman dan Representative Director bakal mengajukan kasus ini ke Dewan Direktur Perusahaan untuk memecat Ghosn dari posisinya di MMC saat ini.
"Menanggapi penangkapan Ghosn, karena dugaan pelanggaran yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan dan masalah kepatuhan, maka akan diajukan ke dewan direktur untuk segera mencopot Ghosn dari posisinya sebagai Chairman of the Board and Representative Director MMC," terang Mitsubishi dalam keterangan resminya, Selasa (20/11/2018).
Selain itu, pihak pabrikan berlambang tiga berlian ini juga bakal melakukan penyelidikan internal. Hal tersebut, untuk membuktikan apakah Ghosn juga melakukan penyelewengan yang sama di tubuh MMC.
Dalam kesempatan yang sama, MMC juga meminta maaf atas kekhawatiran yang disebabkan oleh peristiwa tersebut.
Selanjutnya
Pasca kabar penangkapan ini sendiri, Ghosn belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Kasus salah satu eksekutif di industri otomotif yang paing kuat dan memiliki gaji tinggi cukup bakal berdampak ke pasar saham, bahkan hingga ke tingkat pemerintahan tertinggi.
"Terlalu cepat untuk menceritakan realitas dan materialitas dari tuduhan tersebut. Namun, negara akan sangat waspada terhadap stabilitas aliansi dan kelompok, serta karyawan," jelas Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Sementara itu, Chief Executive Nissan, Hiroto Saikawa meminta maaf kepada pelanggan, investor dan karyawan dan menyatakan kemarahan pihaknya atas dugaan pelanggaran itu.
"Selain menyesal, saya merasa sangat kecewa, frustrasi, putus asa, marah dan kesal," kata Saikawa.
Advertisement