Liputan6.com, Jakarta - Bagi pengemudi kendaraan, baik mobil atau motor saat musim hujan memang harus lebih berhati-hati. Pasalnya, ketika intensitas hujan yang tinggi, jalan pasti basah, licin, dan pastinya lebih berpotensi menimbulkan bahaya hingga kecelakaan lalu lintas.
Sehebat apapun teknologi yang dimiliki mobil, kondisi jalan yang tak bisa ditebak pun kadang tak bisa dihindari.
Maka, jika berkendara dalam kondisi ini kelihaian dan ketenangan sang pengemudi cukup bisa membantu mencegah terjadinya kecelakaan.
Advertisement
Salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan, terutama saat kondisi jalan sedang basah dan licin adalah aquaplaning atau biasa juga disebut hydroplaning.
Baca Juga
Disitat dari Oto.com, gejala hydroplaning atau aquaplaning muncul saat ban tidak bisa memberikan cengkeraman yang maksimal. Hal ini karena ada sesuatu yang menghalangi tapak ban untuk bertemu dengan permukaan jalan. Air yang berada permukaan jalan membuat hal ini bisa saja terjadi.
Saksikan Videonya di Bawah Ini:
Advertisement
Lalu Apa Efeknya?
Jika Anda pernah merasakan hal yang berbeda saat melintasi genangan air saat kecepatan tinggi, seperti kecepatan tiba-tiba berkurang atau bahkan hilang kendali sama sekali yang bisa membuat kecelakaan, itulah yang disebut hydroplaning. Ban kehilangan traksi karena melindas air di kondisi yang tidak tepat.
Ada tiga hal yang memicu terjadinya kecelakaan saat kondisi hydroplaning. Dari sisi mobil, bisa saja kecepatannya yang terlalu tinggi saat melintasi genangan, sehingga tapak ban tak sanggup memecah air dengan maksimal.
Tapak ban yang sudah menipis atau tekanan angin tidak tepat, serta reaksi tidak tepat dari sang pengemudi itu sendiri juga bisa memperburuk keadaan. Reaksi yang berlebihan biasanya malah membuat situasi semakin kacau.