Liputan6.com, Jakarta - Setelah tidak cukup sukses dengan kehadiran Suzuki GSX-150S, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) siap meluncurkan motor sport telanjang barunya, Bandit 150.
Bahkan, peluncuran pesaing Yamaha V-Ixion dan Honda CB150R ini tinggal menunggu waktu, dan tidak sampai sebulan mendatang.
Advertisement
Baca Juga
Bermain di segmen yang sama, pabrikan berlambang huruf 'S' ini tidak khawatir jika Suzuki bandit 150 dan GSX-S150 tidak akan saling 'makan'.
"Masing-masing ada segmennya sendiri, jadi kalau ditanya takut atau tidak karena ada segmennya sendiri-sendiri," jelas Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Departement Head PT SIS, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta.
Lanjut Yohan, Suzuki bandit 150 ini memang diharapkan bisa lebih laku dibanding GSX-S150. Pasalnya, pihak Suzuki juga mengakui jika motor telanjang lawasnya ini tidak terlalu sukses dan penjualannya tidak begitu besar.
"Tapi Suzuki GSX-S150 ini masih akan tetap lanjut, dan tidak akan digantikan," pungkasnya.
Untuk masalah harga, pihak Suzuki memang masih belum memberikan bocoran harga pastinya. Namun, untuk rangenya berada di sekitaran Rp 20 sampai Rp 30 juta.
Â
Gebrak Pasar, Suzuki Bandit 150 Bakal Meluncur di GIIAS 2018?
Dijelaskan Yohan Yahya, Sales & marketing 2W Departement Head PT SIS, peluncuran penantang Yamaha V-Ixion dan Honda CB150R ini tidak lama lagi, dan hanya tinggal menunggu waktu.
"Ya, kita harapkan tidak sampai sebulan. Kita harapkanlah," jelas Yohan Yahya saat berbincang dengan wartawan di Twin House, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/7/2018).
Lanjut Yohan, Suzuki Bandit 150 ini bakal berbeda pasar dengan Suzuki GSX-S150 yang sama-sama bergenre motor telanjang.
"Kita berharap penjualan Suzuki Bandit 150 ini memang bisa lebih besar dari Suzuki GSX-S150. Motor ini sendiri, bakal lebih ke arah sport street," tambahnya.
Sementara itu, Suzuki Bandit 150 ini juga kemungkinan besar bakal diproduksi secara lokal.
Pasalnya, jika berkaca pada rencana global 'Suzuki Next 100', di mana Indonesia akan menjadi pilar ketiga, setelah Jepang dan India yang akan didorong sebagai basis produksi, khususnya di wilayah Asia Tenggara dan Asia.
Advertisement