Moge Bisa Digunakan untuk Harian, Ini Syaratnya

Menggunakan motor gede (moge) tentu berbeda dibanding motor biasa. Selain sensasinya berbeda, tentu mengendarai moge memberikan kebanggaan tersendiri.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Feb 2019, 16:10 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2019, 16:10 WIB
30 Ribu Penggemar Motor Gede Meriahkan Morzine Avoriaz Harley Days 2017
Puluhan penggemar sepeda motor gede (moge) melakukan touring saat mengikuti acara 6th Morzine-Avoriaz Harley Days 2017, Morzine (15/7). Acara kumpul para bikers motor gede ini digelar pada 13 hingga 16 Juli di Morzine. (AFP Photo/Jean-Philippe Ksaizek)

Liputan6.com, Jakarta - Menggunakan motor gede (moge) tentu berbeda dibanding motor biasa. Selain sensasinya berbeda, tentu mengendarai moge memberikan kebanggaan tersendiri. 

Dengan kapasitas mesin dan bodi besar, mengendarainya di perkotaan padat yang sulit menyisakan ruang kosong akibat macet, motor jenis ini kerap dipandang tidak cocok digunakan sebagai kendaraan harian. Belum lagi siap-siap menghadapi overheat, alias mati mendadak akibat mesin terlalu panas saat terjebak macet parah, plus boros bahan bakar.

Dan saat ini, para pemilik moge tak hanya memakainya di waktu senggang, melainkan setiap hari. Nah, jika Anda termasuk salah satu pengguna moge untuk aktivitas harian, ada baiknya untuk memperhatikan beberapa hal.

"Pada dasarnya sih, perawatannya sama seperti motor-motor kecil. Hanya saja kalau moge sering dipakai harian, sering-sering perhatikan penggantian oli mesin, pengecekan water coolant, dan tentu saja bahan bakar," papar Asisten Trainer Technical Training PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) 2W, Dadan Danil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Selanjutnya

Kenapa hal-hal di atas perlu mendapat perhatian? Sebab motor besar punya kompresi yang tinggi, sehingga memerlukan bahan bakar dengan oktan yang tinggi pula.

"Selanjutnya yang perlu dicek adalah kampas kopling karena pastinya lebih sering mainkan kopling pada saat jalanan macet dan jangan lupa cek ketebalan pad set juga. Ada baiknya juga pada saat lampu merah atau macetnya sampai benar-benar berhenti, posisi motor dinetralkan, jangan tuas kopling ditarik terus, imbuhnya.

Dadan menyarankan untuk penggunaan di situasi perkotaan mode 'low' adalah pilihan yang tepat, terutama moge yang punya fitur mode pengendaraan. Sebab pemilihan mode 'sport' akan percuma jika lebih banyak menghadapi kemacetan yang dapat berimbas pada penggunaan bahan bakar.

"Mode pengendaraan pada setiap moge yang berbeda merek nama modenya bisa berbeda-beda. Namun umumnya ada mode low. Kalau di Suzuki Hayabusa atau GSX 1000 terbaru ada mode A, B dan C untuk mengatur power. Jadi pakai mode low juga sudah cukup. Sebab di kepadatan jalan, tidak mungkin juga geber gas, kan?," katanya.

Lalu soal hemat atau boros bahan bakar, menurut Dadan bukan soal mode berkendara saja. Kecuali menggunakan mode yang tak sesuai dengan kondisi lalu lintas.

"Pengaruh BBM pake mode sport atau kencang saat macet pastinya ada juga, tapi sedikit. Yang sering terjadi borosnya (dengan mode sport) suara mesin jadi lebih menggelegar. Nah biasanya orang jadi sering mainin gas. Makanya itu juga yang bikin jadi boros BBM dan kampas kopling," tandasnya.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya