Di Masa Depan, Nissan Bakal Tawarkan Mobil dengan Kabin Lebih Senyap

Selain harga maupun desain, tingkat kenyamanan menjadi salah satu faktor penilaian calon pembeli mobil. Dengan kondisi kabin yang senyap, penumpang akan merasa nyaman dan tenang.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2020, 18:36 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2020, 18:36 WIB
Nissan
Nissan acoustic meta-material (Nissan)

Liputan6.com, Jakarta - Selain harga maupun desain, tingkat kenyamanan menjadi salah satu faktor penilaian calon pembeli mobil. Dengan kondisi kabin yang senyap, penumpang akan merasa nyaman dan tenang.

Terkait hal itu, Nissan sedang mengembangkan bahan baru yang disebut sebagai acoustic meta-material. Jelas, fungsinya ialah meningkatkan keheningan kabin tanpa harus menambah bobot kendaraan. 

Mengutip dari Carscoops.com, acoustic meta-material ini rencananya akan dikenalkan dalam gelaran Consumer Electronics Show (CES) 2020 di Las Vegas, Amerika Serikat.

Acoustic meta-material ini terbuat dari film plastik yang membentuk kisi-kisi segiempat. Bahan tersebut mampu mengontrol getaran udara yang kemudian membatasi berbagai gelombang suara, termasuk kebisingan jalan dan mesin.

 

Sebenarnya material kedap suara bukanlah hal yang baru. Namun, biasanya bahan yang digunakan ialah karet. Pemilihan ini tentu berpengaruh ke bobot kendaraan dan konsumsi bahan bakar.

Dengan menggunakan plastik sebagai bahan dasar, Nissan berharap kabin bisa menjadi lebih senyap tanpa harus mengorbankan efisiensi bahan bakar. Namun, masih belum ada informasi penggunaannya di mobil produksi massal.

Sumber: Otosia.com

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sembunyi di Boks, Mantan Bos Nissan Berhasil Kabur dari Jepang

Mantan bos Nissan, Carlos Ghosn menarik perhatian karena berhasil kabur dari Jepang ke Lebanon untuk menghindari proses hukum yang menjerat dirinya.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (7/1/2020), Ghosn memulai pelariannya dengan menggunakan kereta cepat dari Tokyo menuju Osaka.

Kamera keamanan yang berada di sekitar tempat tinggalnya memperlihatkan Ghosn meninggalkan rumahnya 29 Desember 2019 lalu. Setelah beberapa jam, Ghosn kembali terlihat di stasiun Shinagawa, Tokyo untuk naik kereta cepat menuju stasiun Shin, Osaka.

Sesampainya di Osaka, Ghosn langsung menuju sebuah hotel dekat Bandara Internasional Kansai dengan menggunakan mobil. Pelarian internasional dimulai saat Ghosn kabur dengan menggunakan jet pribadi pukul 11:10 malam.

Meski berulang kali membantah tuduhan pelanggaran keuangan, Ghosn harus menghadapi persidangan di Jepang dan dilarang meninggalkan negara tersebut dengan alasan apapun.

Memiliki tiga kewarganegaraan, yakni Prancis, Lebanon, dan Brasil, Ghosn menegaskan dirinya harus pergi dari Jepang karena peradilan di negara tersebut penuh dengan kecurangan.

Seperti diketahui, Jepang dan Lebanon tidak memiliki perjanjian kerja sama ekstradisi. Meski demikian, Menteri Kehakiman Jepang, Masako Mori mengaku negaranya bisa mengirimkan permintaan ekstradisi meski tak memiliki perjanjian formal.

 2 dari 2 halaman Masuk ke Dalam BoksSelain itu, The Wall Street Journal menyebut, Ghosn harus dimasukan ke dalam boks hitam dengan roda yang biasa digunakan untuk mengangkut sistem audio saat menggunakan jet pribadi.

Menanggapi pelarian itu, otoritas Lebanon menegaskan Ghosn masuk secara legal. "Ghosn masuk negara dengan legal karena menggunakan paspor Prancis dan ID Lebanon," kata Menteri Lebanon, Salim Jreissati.

Sampai saat ini Turki telah menahan empat pilot yang diduga membantu Ghosn melarikan diri melalui Istanbul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya