Ini Risiko Helm Full Face dan Masker Dikenakan Bersamaan

Saat pandemi Corona Covid-19, masyarakat diimbau untuk membiasakan diri hidup bersih dan mengikuti protokol kesehatan. Begitupun saat berkendara motor.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2020, 16:34 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2020, 16:34 WIB
Polisi di India Gunakan Helm Virus Corona
Inspektur polisi Rajesh Babu mengenakan helm berbentuk virus corona saat mengimbau pengendara motor selama lockdown di pos pemeriksaan di Chennai, India, Sabtu (28/3/2020). Cara ini bertujuan agar warga menerapkan social distancing dan tetap berada di rumah selama pandemi Covid-19. (Arun SANKAR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Saat pandemi Corona Covid-19, masyarakat diimbau untuk membiasakan diri hidup bersih dan mengikuti protokol kesehatan. Saat tengah beraktivitas, masker wajib dikenakan, menjaga jarak dengan sekitar, dan selalu cuci tangan atau pakai hand sanitizer.

Selain itu, para pengendara termasuk pemotor juga diwajibkan memakai masker saat berkendara di jalan raya.

Terkait penggunaan masker tersebut, para pemotor yang sering pakai helm full face dan modular sangat tidak disarankan memakainya bersamaan dengan masker, kenapa?

Dilansir dari Visordown, Dr. Tommy Lim sarankan untuk berhati-hati dalam memakai masker dan dua jenis helm tadi secara bersamaan. Karena bisa sebabkan pengendara motor kekurangan oksigen dan berpotensi menyebabkan kematian.

Ini bisa terjadi karena ketika berkendara andrenalin akan naik dan membuat kinerja jantung meningkat.

 


Masker Membuat Pasokan Oksigen Tak Maksimal

Hal tersebut membuat pengendara membutuhkan pasokan oksigen lebih. Namun karena memakai masker sekaligus helm full face atau modular, pasokan oksigen tidak bisa maksimal.

"Masker bedah membatasi pernapasan Anda. Ini bisa berakibat fatal pada kecepatan tinggi ketika adrenalin Anda masuk. Adrenalin akan menyebabkan detak jantung Anda berlipat ganda tergantung pada kecepatan Anda,"

"Ini pada dasarnya akan membuat Anda bernapas lebih cepat dan topeng-topeng ini akan membatasi pernapasan Anda dan membuat jantung Anda kesulitan. Selanjutnya, otak Anda juga akan menderita karena kekurangan oksigen hingga Anda mati," kata Dr. Tommy Lim.

Sumber: Otosia.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya