3M yang Mesti Dihindari Kala Berkendara Saat Hujan

Saat berkendara kala hujan, pengendara juga perlu menghindari 3M seperti yang dijabarkan Innova Community.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 11 Jan 2021, 19:04 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 19:04 WIB
FOTO: BMKG Prediksi Musim Hujan Berlangsung Mulai Oktober
Kendaraan melintas saat turun hujan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan musim hujan berlangsung mulai Oktober dan diprediksi mencapai puncaknya pada Januari hingga Februari 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Di saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat diimbau untuk menjalankan 3M, yakni Menggunakan masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak. Namun saat berkendara kala hujan, pengendara juga perlu menghindari 3M seperti yang dijabarkan Innova Community.

Tapi 3M di sini bukan yang dianjurkan untuk dijalani di masa pandemi loh. Seperti dalam keterangan resmi Innova Community, 3M ini membahayakan pengendara jika dilakoni kala berkendara saat hujan.

M pertama adalah Mengabaikan kondisi ban. Seperti diketahui, ban merupakan satu-satunya komponen pada kendaraan yang bersentuhan langsung dengan permukaan jalan. Oleh karena itu kondisi ban harus benar-benar diperhatikan.

Dalam kegiatan Sekolah Kaki Kanan yang digelar Innova Community, Deputy Head of OE PT Bridgestone Tire Indonesia Fisa Rizqiano mengimbau agar kondisi ban harus diperiksa secara rutin.

"Pastikan telapak ban cukup tebal dan terpompa dengan tekanan angin yang sesuai, agar ban bisa bekerja secara maksimal pada permukaan jalan yang basah, licin atau tergenang air,"

Selain itu, kenali juga type ban yang digunakan, apakah ban AT, MT, HT atau ban semi slick karena tiap ban punya daya cengkram berbeda di jalan yang berbeda.

Selain itu ban juga punya batasan kecepatan maksimum. Hal itu bisa dilihat dari kode ban yang tercetak di samping ban.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

M Kedua

M berikutnya adalah Menyetir dengan agresif. Perilaku seperti ini tentu membahayakan. Tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi pengguna jalan lainnya.

Sudah banyak kasus kecelakaan yang terjadi akibat gaya mengemudi yang agresif dan berkecepatan tinggi.

"Karena saat kecepatan tinggi traksi antara ban dengan jalan yang licin bisa hilang atau berkurang, sehingga menyebabkan efek aquaplanning dan mobil bisa oversterr atau understeer tidak terkendali," timpal Marcell Kurniawan konsultan safety driving dari Real Driving Course (RDC) dalam acara yang sama.

 

M Ketiga

M terakhir ialah Menyalakan lampu hazard. Saat ini, masih banyak pengendara menyalakan lampu hazard saat berkendara di tengah guyuran hujan.

Padahal dengan menyalakan lampu hazard malah membahayakan pengendara lain karena saat akan manuver ke kiri atau kanan. Sebagai pengganti lampu hazard, cukup nyalakan foglamp dan lampu kecil saja.

Apabila kondisi jalan tidak memungkinan, seperti hujan sangat lebat atau jalan banjir. Ada baiknya untuk tidak memaksakan berkendara dan berhenti sejenak di tempat yang aman menunggu kondisi lebih baik.

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya