Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta pada hari ini, Selasa (15/4/2025), diprakirakan seluruh langitnya akan berawan. Demikian prediksi cuaca hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca Jakarta pada siang hari seluruhnya diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan. Kecuali di wilayah Kepulauan Seribu akan berawan.
Baca Juga
Dan pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan akan berawan.
Advertisement
Selain itu, untuk wilayah penyangga Kota Jakarta, yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat diprakirakan pagi dan malam berawan dan siang nya akan turun hujan berintensitas ringan.
Di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, pagi akan turun hujan ringan, siang akan ada hujan petir, dan malam hari akan berawan.
Kemudian, di wilayah Kota Tangerang, Banten, diprediksi pagi hari diprediksi cerah berawan, siang hujan dengan intensitas sedang, dan malam berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Pusat | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Selatan | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Timur | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Jakarta Utara | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Berawan | Berawan |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Kota Bogor | Hujan Ringan | Hujan Petir | Berawan |
Tangerang | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
BMKG: Jawa Barat Waspada Hujan Lebat Terjadi Tiba-Tiba dalam Sepekan ke Depan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat secara tiba-tiba di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat, dalam sepekan ke depan pada 11-17 April 2025.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramadhani menjelaskan, sejumlah wilayah di Indonesia masih akan menghadapi potensi curah hujan yang signifikan, terutama di bagian selatan dan timur.
"Kondisi ini didukung oleh aktifnya fenomena MJO secara spasial, serta pengaruh dari gelombang atmosfer seperti Gelombang Rossby Ekuatorial, Gelombang Kelvin, dan Gelombang Low Frequency," katanya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 11 April 2025.
Kombinasi faktor-faktor tersebut, kata Andri, meningkatkan potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di sebagian besar wilayah Indonesia.
"Di sisi lain, beberapa wilayah di Indonesia juga sudah mulai memasuki periode musim peralihan (pancaroba) dari musim hujan menuju musim kemarau," ucapnya.
Andri menjelaskan, dalam periode ini, cuaca umumnya bersifat variatif dan dinamis dengan potensi hujan yang masih dapat terjadi secara tiba-tiba disertai angin kencang dan kilat atau petir pada siang atau sore hari.
"Untuk itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang umumnya relatif lebih cepat, serta variasi kondisi cuaca secara spasial yang signifikan, sehingga dapat memengaruhi kelancaran aktivitas di masyarakat," tandasnya.
Terhadap potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjauhi wilayah terbuka saat terjadi hujan disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan, dan infrastruktur yang sudah rapuh saat terjadi hujan disertai angin kencang.
"Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan. Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja," kata Andri.
Advertisement
BMKG Bantah Telat Mengabarkan Gempa Bogor: Gempa Tidak Dapat Diprediksi
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membantah pihaknya telat mengabarkan soal gempa Bogor Magnitudo 4,1 yang terjadi Kamis malam (10/4/2025). Daryono mengatakan, by system BMKG, kabar soal gempa Bogor sudah dirilis sejak pukul 22.17.23 WIB, yang artinya hanya berselang sekitar satu menit saja usai gempa tersebut terjadi, yakni pukul 22.16.13 WIB.
"BMKG sudah sangat cepat. Biasanya kita sebarkan di tiga menit (setelah gempa). Ini gempa Bogor hanya semenit setelah gempa," kata Daryono kepada tim Regional Liputan6.com, Jumat (11/4/2025).
Daryono menyebut, banyak kemungkinan yang menyebabkan notifikasi tidak real time masuk ke pengguna aplikasi, salah satunya jaringan internet. Namun dirinya memastikan pihak BMKG sudah mengabarkan soal gempa Bogor dengan sangat cepat di sistem.
Daryono menegaskan, gempa tidak dapat diprediksi kapan terjadinya, sehingga belum ada teknologi yang bisa membuat peringatan dini gempa.
"Kalau peringatan dini tsunami ada," katanya.
Yang terpenting saat merasakan getaran gempa adalah dengan langsung melakukan mitigasi mandiri, seperti berlindung di bawah meja yang kuat, dan berlari keluar ruangan saat getaran mulai reda.
Sebelumnya, gempa Magnitudo 4,1 mengguncang wilayah Bogor, Kamis malam (10/4/2025), pukul 22.16.13 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, episenter gempa Bogor ini terletak di darat tepatnya pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Jumat (11/4/2025) mengatatakan, gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
Daryono mengatakan, bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi (Strong shearing is a characteristic of tectonic earthquakes that occur when faults rupture and release energy).
Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip).
"Episenter gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri," katanya.
