Liputan6.com, Jakarta - CEO Xiaomi Lei Jun mengungkapkan mobil listrik pertama perusahaannya Xiaomi SU7 akan dibanderol di bawah 500 ribu yuan (Rp 1,1 miliar).
Dikenal sebagai merek penyedia perangkat pintar yang terjangkau, banderolan untuk mobil listriknya rupanya berada di kisaran yang lebih mahal ketimbang mobil-mobil lain yang dijual di China.
Baca Juga
Disitat dari Reuters, Lei juga mengakui jika SU7 memang akan 'sedikit mahal', berlawanan dengan citra perusahaannya.
Advertisement
Mengingat perang harga mobil listrik yang juga dimulai oleh produsen asal China, analis dan konsultan otomotif China meragukan keputusan Xiaomi pada kendaraannya.
"Dapatkah (konsumen Tiongkok) melakukan lompatan psikologis dari produk konsumen dan produk rumah tangga yang dipasarkan secara massal, keren, dan murah ke kendaraan listrik premium?" tanya Tu Le, pendiri konsultan Sino Auto Insights.
Sebagai catatan, hari ini sebagian besar kendaraan yang dijual di China berada di banderolan 300.000 yuan (Rp 658,5) ke bawah.
Bahkan, BYD sebagai pemimpin dalam perang harga membanderol kendaraan listriknya mulai 69.800 yuan atau sekitar Rp 153,3 juta untuk model Seagull.
Sedangkan di segmen sedan, BYD memiliki penawaran paling murah pada Chaser 05 Glory Edition di harga 79.800 yuan atau sekitar Rp 175,4 juta.
Pada kesempatan lain di akhir tahun lalu, CEO Lei menyebutkan bahwa SU7 akan bertarung di segmen premium. Perusahaan memiliki mimpi membuat mobil impian yang dapat bersaing dengan Porsche dan Tesla.
Bahkan, teknologi motor listriknya diklaim mampu menyaingi akselerasi dari Tesla dan mobil listrik Taycan milik Porsche.
Walau belum didapati rincian harga pasti akan kendaraan listrik perdananya, beberapa analis memperkirakan rentang harga di bawah 500 ribu yuan itu berada di harga 200 hingga 300 ribu yuan. Namun, masih banyak kemungkinan bahwa itu akan lebih tinggi.
Risiko Pasar yang Dihadapi Xiaomi
Penjualan SU7 Xiaomi bertepatan dengan kondisi pasar otomotif China yang sedang menghadapi tantangan di beberapa bidang, termasuk perang harga dan melambatnya perekonomian domestik yang berefek pada pelemahan permintaan mobil.
Analis dari Gavekal Dragonomics, Ernan Cui mengungkapkan bahwa kondisi ekosistem pasar saat ini cukup membuat bagi pendatang baru karena 10 pemain teratas tengah memperluas pasar mereka. Menurutnya, Xiaomi akan menghadapi risiko kerugian bagi perusahaannya.
"Jika Xiaomi tidak bisa menjual dengan skala besar dalam waktu singkat, maka dia (mobil SU7) menghadapi risiko menjadi penarik keuntungan bagi perusahaan dalam jangka waktu yang lebih lama," ungkap Ernan, dikutip Reuters.
Namun, Le dari Sino Auto Insight mengatakan bahwa Xiaomi memiliki pendapatan yang dapat datang dari unit bisnis utama miliknya. Namun di lain sisi, menurutnya hal itu juga bisa menjadi senjata makan tuan.
"Risikonya adalah mereka bisa terlalu fokus pada sektor kendaraan listrik dan kehilangan fokus pada sektor dan produk yang membawa mereka ke sana (ponsel pintar)," jelasnya.
Walau begitu, Xiaomi memiliki kantong kas yang lebih tebal ketimbang pemain kendaraan listrik China seperti BYD dan Xpeng, menurut analisis Bernstein.
Saat ini Xiaomi berada di peringkat ketiga di belakang Huawei dan SAIC Motor.
Advertisement
Spesifikasi Xiaomi SU7
Di atas kertas, SU7 menawarkan ukuran dimensi panjang 4.997 mm, lebar 1.963 mm, dan tinggi 1.455 mm dengan jarak sumbu roda mencapai 3.000 mm.
Di model entry-level SU7, Xiaomi menyematkan motor listrik yang dikembangkan mandiri yang diberi nama V6. Di dalam model level dasar ini tersemat satu motor listrik yang mengirimkan tenaga 295 tenaga kuda dan torsi 400 Nm ke roda belakang yang dapat menghasilkan akselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 5,28 detik.
Model entry-level ini terbatas pada listrik 400 volt, yang tidak dapat mengisi daya secepat varian saudaranya yang lebih mahal, namun tetap menawarkan jangkauan listrik yang dapat mencapai jarak hingga 668 km dalam sekali pengisian daya dari baterai 73,6 kWh.
Sedangkan pada varian tertingginya, SU7 Max, dibekali motor ganda bernama V8 yang sanggup memuntahkan tenaga hingga 664 tenaga kuda dan torsi 838 Nm yang dapat melesatkan mobil dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 2,78 detik. Model ini juga mampu mencapai kecepatan maksimum 265 km/jam, menyaingi kecepatan Taycan.
Dibekali baterai yang lebih besar dengan daya 101 kWh, mobil ini dapat menempuh jarak maksimum hingga sejauh 800 km, melebihi kemampuan Tesla Model S.
Keterampilan Xiaomi di pengembangan ponsel pintar membawa teknologi mutakhir pada smart cockpit. SU7 menggunakan Hyper OS yang dikembangkan mandiri sebagai sistem operasi terkoneksi.
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Advertisement