Bangun Pabrik di Indonesia, VinFast Bakal Punya Utang Hingga Rp 4 Triliun

Demi membuka fasilitas perakitan kendaraan listrik di Tanah Air, pabrikan asal Vietnam ini harus mencari pinjaman dana sekitar US$ 250 juta atau Rp 4 triliun kepada bank

oleh Arief Aszhari diperbarui 16 Jul 2024, 13:04 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 13:04 WIB
Mengintip Pabrik Mobil Nasional Vietnam VinFast
Sejumlah mobil terparkir di pabrik VinFast, Haiphong, Vietnam, Jumat (14/6/2019). Selain memenuhi pasar domestik, VinFast juga akan menjual mobilnya untuk pasar ekspor yang besar kemungkinan ke Eropa. (Manan VATSYAYANA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - VinFast resmi memulai pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat. Demi membuka fasilitas perakitan kendaraan listrik di Tanah Air, pabrikan asal Vietnam itu harus mencari pinjaman dana sekitar US$ 250 juta atau Rp 4 triliun kepada bank.

Berdasarkan laporan Bloomberg, VinFast telah mendekati bank-bank di Indonesia, untuk pinjaman alias utang dalam denominasi dolar atau yang diterbitkan dalam mata uang lokal.

Demikian dikatakaan sumber-sumber yang enggan disebutkan namanya, karena pembicaraan itu bersifat tertutup.

Pembicaraannya dengan bank, menggarisbawahi ambisi VinFast untuk berekspansi secara regional untuk bersaing dengan produsen kendaraan listrik global lainnya.

Sementara itu, pasar VinFast sendiri, memang sudah menjadi sangat kompetitif, dengan pemotongan harga kendaraan listrik besar-besaran yang menggerogoti pendapatan di sektor otomotif.

Setelah meluncurkan model pertamanya lima tahun lalu, VinFast akan terus mendapat dukungan dari orang terkaya di Vietnam, Pham Nhat Vuong, hingga ia bisa dikatakan kehabisan uang, demikian dilansir dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television bulan lalu.

Sementara itu, seorang juru bicara VinFast menolak berkomentar secara khusus, mengenai perusahaan tengah mencari pinjaman tetapi mengatakan pihaknya secara hati-hati mempertimbangkan peluang akuisisi modal.

Investasi Besar di Indonesia, VinFast Masih Rugi Rp 8,6 Triliun

Sebelumnya, pada Maret 2024, disebutkan juga dalam laporan bisnisnya untuk kuartal keempat 2023, dengan pendapatan sebesar US$ 437 juta, ternyata VinFast masih mengalami kerugian sebesar VND 4,2 triliun.

Pendapatan VinFast pada akhir tahun lalu sendiri meningkat 133 persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Disitat dari VietnamNet, Selasa (5/3/2024), ketika 2023 berakhir, VinFast mengalami kerugian konsolidasi sebesar USD 552 juta atau setara dengan Rp 8,6 triliun dan penjualan USD 1,2 miliar, yang merupakan 1,9 kali lipat dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, pada 2023, perusahaan ini menyediakan 34.855 mobil listrik, yang mewakili peningkatan 48 persen dari tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan ini juga menjual 72.468 sepeda motor listrik.

Sebagai hasilnya, VinFast mengalami penurunan kerugian, dan peningkatan margin keuntungan dapat dikaitkan dengan optimalisasi manajemen biayanya.

Laporan yang dihasilkan VinFast mencakup ambisi ambisius untuk menghadirkan seratus ribu mobil listrik pada 2024.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/FeryPradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya