Liputan6.com, Jakarta - Honda Motor Jepang melaporkan kenaikan laba sebesar 23 persen pada kuartal pertama 2024. Pembuat mobil berlambang 'H' ini diuntungkan oleh yen yang lebih lemah, harga yang lebih tinggi, dan meningkatnya penjualan kendaraan hybrid di Amerika Serikat, dan pasar Jepang.
Disitat dari Reuters, produsen mobil terbesar kedua di Jepang ini mengatakan, laba operasi kuartalan mencapai total 484,7 miliar yen pada April hingga Juni.
Baca Juga
Jumlah tersebut, lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi rata-rata sebesar 472,4 miliar yen dalam jajak pendapat tujuh analis oleh LSEG.
Advertisement
Sementara itu, perusahaan mempertahankan perkiraan laba operasi setahun penuh sebesar 1,42 triliun yen, bersamaan dengan memangkas prospek penjualan di Tiongkok sebesar 21 persen menjadi 840 ribu kendaraan pada periode yang sama.
Honda mengatakan, penjualan kendaraan globalnya tumbuh 2 persen menjadi 1,9 juta unit selama enam bulan pertama tahun ini, yang sebagian besar disebabkan oleh kenaikan penjualan sebesar 9 persen di Amerika Serikat, sebagai pasar utamannya.
Sebaliknya, perusahaan menghadapi tantangan berat di China yang menyebabkan penjualannya merosot 23 persen menjadi 416 ribu unit.
Di Tiongkok, Honda telah mendapatkan banyak masalah akibat persaingan harga yang ketat, dan penurunan yang lebih cepat dari perkiraan di pasar kendaraan bermesin pembakaran internal.
Hal tersebut, disampaikan CFO Eiji Fujimura dalam pengarahan pendapatan.
Penutupan Pabrik Honda
Honda mengatakan pada awal Juli bahwa akan menutup pabrik di pasar mobil terbesar di dunia, dan menghentikan produksi kendaraan di pabrik lain di tengah persaingan ketat dari merek mobil China yang lebih baru.
Perusahaan berencana untuk memulai produksi di dua pabrik kendaraan listrik baru di Negeri Tirai Bambu yang dijalankan melalui dua usaha patungan dengan produsen mobil China akhir tahun ini.
Advertisement