Liputan6.com, Jakarta - Kisah inspiratif sering kali muncul dari pengalaman nyata yang tidak terduga. Salah satu cerita yang menggugah hati datang dari Ustadz Adi Hidayat (UAH). Dalam sebuah dakwahnya, ia membagikan pengalaman tentang seorang pramugari yang mendapatkan hidayah dan meninggal dunia dalam keadaan yang mulia.
Kisah nyata ini disampaikan dalam sebuah pengajian, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @Pemudahijrah.97, Ustadz Adi Hidayat menceritakan bagaimana Allah menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba-Nya melalui peristiwa tersebut.
Advertisement
“Ketika saya pertama kali pulang ke Bekasi, ada seorang pramugari yang hadir di pengajian. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya karena ingin berhijab dan memperbaiki diri,” ujar Ustadz Adi Hidayat.
Advertisement
Pramugari tersebut, setelah mengikuti satu kali pengajian, tidak hadir lagi di pertemuan berikutnya. Ternyata, ia jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Di tengah-tengah pengajian, Ustadz Adi Hidayat menerima kabar bahwa pramugari itu telah meninggal dunia.
“Saat pengajian, ada yang mengacungkan tangan, meminta doa untuk si fulanah yang sedang sakit. Namun, tak lama kemudian, saya diberi tahu bahwa ia telah wafat,” kenangnya.
Malam harinya, Ustadz Adi Hidayat berkesempatan menghadiri takziah. Di sana, ia menyaksikan sesuatu yang luar biasa. Hampir semua yang hadir adalah teman-teman dari pengajian, ditemani suami-suami mereka yang juga ahli ibadah.
“Yang datang di malam itu adalah orang-orang sholeh, teman-teman pengajiannya. Bahkan suaminya memotivasi anak-anak yang ditinggalkan untuk terus dalam jalur kebaikan,” ungkapnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Allah SWT Memuliakan Hambanya
Hal yang menarik perhatian adalah minimnya kehadiran dari teman-teman seprofesinya sebagai pramugari. Meski ia telah bertugas bertahun-tahun, hanya sedikit perwakilan yang datang, dengan sebagian besar hanya mengirim karangan bunga.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, kejadian ini menunjukkan cara Allah memuliakan hambanya yang telah bertaubat. “Perhatikan bagaimana Allah memisahkannya dari interaksi sosial yang penuh maksiat sebelum ajalnya tiba. Ia dijaga, dosanya diampuni, dan wafat dalam keadaan yang mulia,” jelasnya.
Kisah ini memberikan hikmah mendalam bahwa setiap manusia, seburuk apapun masa lalunya, selalu memiliki kesempatan untuk kembali kepada Allah. Selama nafas masih berhembus, pintu taubat selalu terbuka.
“Jangan pernah menyimpulkan seseorang jauh dari kebaikan. Semua orang memiliki peluang untuk berubah menjadi lebih baik,” tegas Ustadz Adi Hidayat.
Ia juga menekankan bahwa kebaikan seorang manusia sering kali tergantung pada bagaimana ia mempersiapkan diri sebelum ajal menjemput. Allah memberikan kesempatan untuk bertaubat dan memperbaiki diri bagi siapa saja yang tulus ingin kembali ke jalan-Nya.
Advertisement
Ajakan yang Sangat Bermakna dari UAH
Dalam kasus pramugari tersebut, perubahan hidupnya dimulai dari keinginan untuk berhijab dan meninggalkan pekerjaan yang menghalangi niat tersebut. Langkah kecil ini membawa keberkahan besar dalam hidupnya, bahkan hingga saat ia wafat.
Ustadz Adi Hidayat menutup kisah tersebut dengan sebuah ajakan yang penuh makna. “Jadikan Al-Qur'an hadir dalam kehidupan kita. Rasakan nikmatnya Islam, dan tapislah semua orang dengan kebaikan,” pesannya.
Kisah ini mengingatkan bahwa Allah adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Tak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni jika seseorang tulus bertaubat dan berusaha mendekat kepada-Nya.
Semoga kisah pramugari ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Mari manfaatkan waktu yang ada untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, dan menjadikan hidup lebih berarti dengan Al-Qur'an sebagai pedoman.
Setiap orang memiliki peluang untuk berubah menjadi lebih baik. Yang terpenting adalah kesungguhan hati dan usaha untuk terus berada di jalan kebenaran.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul