Liputan6.com, Jakarta - Jaecoo J7 SHS (Smart Hybrid System) kembali membuktikan kemampuannya dalam menaklukkan tantangan perjalanan jarak jauh hanya dengan bermodalkan satu tangki bensin yang terisi penuh serta baterai yang dayanya juga penuh. Itu dibuktikan lewat ajang 'Jaecoo Super Hybrid Marathon Jakarta-Bali Long Range Test Drive' pada 24-26 Februari 2025, dan berhasil melampaui target yang ditetapkan sejauh 1.300 kilometer (Km).
Tantangan ini diikuti 10 peserta yang terdiri dari perwakilan media massa nasional, termasuk Liputan6.com, dan Key Opinion Leaders (KOL). Dibagi dalam tiga mobil, per mobil diisi empat penumpang.
Advertisement
Baca Juga
Agar tiap mobil diisi oleh jumlah penumpang yang sama, maka Evan Angganantika, selaku Head of Marketing Jaecoo Indonesia, dan Ryan Ferdiean Tirto, Head of Product Jaecoo Indonesia, turut serta dalam tantangan ini.
Advertisement
Perjalanan dimulai dari kawasan Kemayoran Jakarta pada 24 Februari 2025. Tangki bensin dengan volume 60 liter diisi full. Demikian juga dengan baterai berkapasitas 18,3 kWh yang diadopsi diisi hingga penuh. Setelah itu tutup tangki bensin dan pengisian daya baterai disegel.
Dalam tantangan ini, peserta diberi kebebasan dalam mengoperasikan Jaecoo J7 SHS. Kami pun menerapkan banyak cara agar target 1.300 Km bisa tercapai.
Agar tidak banyak menyedot energi baterai, kami melakukan efisiensi dengan cara tidak mengisi daya ponsel selama perjalanan, AC pun selalu digunakan dengan suhu antara 23-26 derajat dan putaran kipas terendah.
Pun demikian dengan penggunaan fitur entertainment. Selama perjalanan kami tetap mendengarkan musik dengan volume rendah namun tetap bisa terdengar dengan nyaman oleh penumpang belakang. Google Maps pun selalu diaktifkan agar perjalanan selalu sesuai dengan yang direncanakan.
Gaya Berkendara
Dari segi pengendalian, kami selama perjalanan menggunakan mode berkendara Eco, tentunya agar penggunaan energi lebih efisien. Saat perjalanan ini dimulai, kami menggunakan mode EV.
Pada mode ini, mobil digerakkan sepenuhnya oleh motor listrik. Mesin bensin pun sama sekali tidak bekerja. Klaim Jaecoo, dengan mode EV J7 SHS mampu menempuh jarak 100 km. Namun kami berhasil melampaui klaim pabrikan.
Dari kondisi baterai 100 persen hingga menyisakan 20 persen sampai akhirnya sistem penggerak secara otomatis berpindah ke mode HEV atau kombinasi mesin bensin dan listrik, jarak yang ditempuh mencapai 115 km. Bahkan ada peserta lain yang menggunakan mode EV+ mampu melaju lebih jauh lagi hingga 120an km.
Di hari pertama, kami bermalam di Surabaya, Jawa Timur. Jarak tempuh dari titik start hingga tempat kami menginap mencapai 787 km. Selama perjalanan yang didominasi jalan tol, kecepatan kendaraan antara 70-120 km/jam.
Memasuki hari kedua, 25 Februari 2025, perjalanan dilanjutkan dengan rute Surabaya menuju Bali dengan titik akhir di penginapan di kawasan Buleleng.
Perjalanan menuju Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi cukup menguras bensin dan listrik karena kondisi jalan yang ramai lancar akibat banyak kendaraan besar yang melintas.
Memasuki jarak 1.100 km dari Jakarta sampai Bali, Range bensin atau perkiraan jarak tempuh yang tertera pada fuel meter masih menyisakan 200an km. Secara teori, jika range yang tersisa sesuai harapan maka angka 1.300 km sebagai target tantangan dapat dicapai.
Advertisement
Jalur Menantang
Perjalanan pun dilanjut pada hari ketiga, 26 Februari 2025. Rute yang dipilih sangat menantang karena menuju daerah dataran tinggi di Kintamani, sebelum akhirnya finish di kawasan Nusa Dua.
Memasuki kawasan Kitamani, rombongan tidak lewat jalur utama, melainkan jalur alternatif. Kondisi jalannya begitu ekstrem dan ditambah hujan lebat. Di beberapa titik, jika meleng sedikit maka bisa saja terjerembab ke jurang.
Kondisi ini membuat kami harus ekstra waspada. Suasana hati kian tak karuan lantaran melihat Range bensin pada indikator tiba-tiba banyak terpangkas. Analisa kami itu terjadi karena kami banyak menggunakan tenaga mesin bensin saat melibas tanjakan terjal.
Ya, kondisi tanjakannya terjal dan banyak sehingga kami harus menginjak pedal lebih dalam agar bisa melewatinya. Alih-alih mematikan AC untuk menghemat energi mesin, kaca depan justru berembun sehingga membuat visibilitas terganggu.
Demi alasan keamanan dan keselamatan, Kami pun tetap menggunakan AC untuk melewati jalan menanjak yang saat itu kami rasakan seperti tidak ada habisnya.
Suasana di dalam mobil tiba-tiba riuh ketika lampu indikator menyala dan memberi informasi untuk segera isi bensin. Tidak ada lagi Range yang memberikan informasi estimasi jarak tempuh, yang ada hanya tulisan 'Low'. Kami pun berusaha untuk tetap tenang dan menjaga momentum agar efisiensi tetap terjaga.
Usai melewati jalanan menanjak kami pun akhirnya menemui jalanan menurun. Kondisi ini kami manfaatkan energi regeneratif untuk mengisi daya baterai karena mesin bensin sudah tidak mampu lagi untuk membantu mengisi daya.
Penghabisan Sisa Energi
Turunan yang cukup panjang berhasil membuat daya baterai bertambah hingga estimasi jarak 50 km. Kami pun optimistis target yang ditetapkan bisa dicapai. Dan benar saja, angka 1.300 km dapat kami capai dan mobil masih memiliki sisa energi untuk bisa terus melaju.
Memasuki jarak 1.307 km, indikator bensin habis pada mobil kami menyala. Alhasil kami hanya mengandalkan tenaga listrik. Dengan sisa baterai yang ada kami mampu menggapai garis finish di Nusa Dua.
Tak berhenti, kami terus melaju hingga energi pada Jaecoo J7 benar-benar habis. Kami memanfaatkan mode EV+ agar jarak yang bisa ditempuh lebih maksimal. Dan akhirnya, mobil kami mati total di jarak 1.334 km.
Menariknya, masih ada satu peserta lagi yang masih bertahan. Mereka baru berhenti setelah menempuh jarak 1.377 km. Angka inipun menjadi pencapaian tersendiri karena melampaui pengujian di Malaysia yang mencapai 1.353 km, serta pengujian internal Jaecoo Indonesia sejauh 1.372 km.
"Hari ini kita bisa membuktikan kemampuan Jaecoo J7. Kita sepakat bahwa ada perbedaan gaya mengemudi (antar peserta), ada yang menggunakan metode dengan pemanfaatan baterai sedang satu mobil lagi lebih mengandalkan mesin bensin, kalau dilihat dari hasil akhir, metode baterai lah yang bisa memberi efisiensi lebih baik di mobil ini," terang Evan Angganantika, Head of Marketing Jaecoo Indonesia seraya menutup ajang 'Jaecoo Super Hybrid Marathon Jakarta-Bali Long Range Test Drive'.
Advertisement
