Liputan6.com, Surabaya - Tim Pemenangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana menyiapkan perhitungan suara cepat cecara riil (real count) dan juga hitung cepat (quick count) saat Pilkada Surabaya pada 9 Desember 2015. Ini dilakukan untuk mengantisipasi potensi kecurangan.
"Setidaknya ada 5 langkah pengamanan suara. Pertama pengamanan suara sejak di dalam TPS dengan melakukan pelatihan saksi agar menjadi saksi yang mumpuni dan memahami aturan pemungutan dan penghitungan suara suara," kata Juru Bicara Tim Kampanye Risma-Whisnu, Didik Prasetiyono di Surabaya, yang dikutip Antaranews, Jumat (4/12/2015).
Kedua, lanjut dia, melakukan sistem penghitungan real-count dengan tabulasi mandiri dari form C1-KWK yang distribusinya langsung dilakukan saksi usai penghitungan suara kepada koordinator kelurahan dan kecamatan.
Advertisement
Baca Juga
Sehingga Tim Risma-Whisnu tingkat kota mendapatkan detail penghitugan detail tiap TPS guna menjadi pembanding penghitungan KPU.
Ketiga, penugasan pengawasan TPS dan rekap PPK dengan 'saksi luar' yang terdiri dari relawan-relawan untuk membantu 'saksi mandat' dalam melaksanakan tugasnya.
Saksi luar ini, jelas Didik, juga bertugas memantau bila ada pembagian politik uang di luar TPS dan segera melaporkannya ke Panwas lapangan.
"Keempat, selain real count, kami juga melakukan quick count, dengan metodologi yang terukur dilakukan sampling di 600 TPS terpilih. Dengan penghitungan cepat ini, pada hari-H coblosan tanggal 9 Desember jam 16.00 sudah diketahui hasil Pilkada Surabaya," kata Didik.
Terkait real count, Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Djoko Prasektyo, mengatakan hal itu sangat memungkinkan, karena jumlah petugas saksi Risma-Whisnu lengkap. Tidak hanya bertugas di TPS, tapi juga saksi di tingkat kelurahan dan kecamatan.
"Kalau dihitung-hitung ada sekitar 5.000 petugas saksi yang kami tugaskan," kata Djoko.