Risma Takut Jadi Sorotan Panwaslu

Risma mengajak seluruh kader PDIP dan pendukungnya untuk tidak menerima uang dari siapa pun.

oleh Dhimas Prasaja diperbarui 25 Nov 2015, 08:41 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2015, 08:41 WIB
6-tri-risma-140221b.jpg
Di depan media, Risma mengaku siap jika ia harus mundur dari jabatannya (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Surabaya - Tri Rismaharini mendapat dukungan dari sejumlah anggota Tokoh Masyarakat Madura Kota Surabaya dalam Pilkada Serentak 2015. Dia pun datang ke markas perkumpulan itu.

Dalam sambutannya, perempuan yang akrab disapa Risma itu mengaku sangat takut jika disorot Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Hal ini terkait adanya dugaan money politics yang dituduhkan padanya.

Oleh karena itu, dia mengajak seluruh kader PDIP dan pendukungnya untuk tidak menerima uang dari siapa pun walaupun itu mengatasnamakan dirinya.

"Saya ini ndak tahu mau ngomong apa lagi. Toh, saya tidak bisa kasih uang, cuma ya saya pesan jangan terima uang sama orang atau kelompok yang mengatasnamakan saya karena saya sama sekali tidak ada uang. Itu money politics," ujar Risma di Jalan Bulo Dewo, Kecamatan Semampir, Kelurahan Sidotopo, RW 10, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 24 November 2015.

"Dosanya nanti di akhirat, saya beneran takut," kata dia.

Pada kesempatan itu, mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya tersebut juga mengucapkan terima kasih atas undangan dari Tokoh Masyarakat Madura Kota Surabaya dan Aliansi Perempuan Indonesia, Fatayat NU, yang telah mendukungnya. Dia mengaku sudah lama menjalin hubungan baik dengan perkumpulan tersebut.

"Saya 5 tahun lalu pernah sowan ke sini, jadi hubungan kami tak pernah putus dan dari sinilah saya banyak belajar karena di sini saya dulu ada warga sekitar meminta agar dibangun 3 jembatan dan saya uruskan juga," kata Risma.


Alumnus ITS ini mengajak warga untuk lebih kreatif dalam berusaha. Sebab, tahun depan Indonesia mulai memasuki pasar bebas. Tidak menutup kemungkinan seluruh warga negara seluruh ASEAN di lingkungan sekitar Bulo Dewo sudah bisa berjualan.

"Saya bukan nakuti. Tapi pasar bebas di sini juga bisa terjadi. Kita nanti justru tak bisa bedakan mana orang Indonesia mana orang Vietnam karena di Vietnam diajarkan bahasa Indonesia sejak sekolah menengah dan mereka itu biasa hidup sengsara," kata Risma.

Oleh karena itu, Risma akan fokus di bidang pendidikan saat terpilih kembali menjadi Wali Kota Surabaya dalam Pilkada Serentak 2015. (Bob/Ndy)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya