Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD DKI Jakarta Partai Gerindra Mohamad Taufik yakin Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan maju Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan menunggangi partai politik. Dia bahkan bertaruh Rp 100 ribu untuk keyakinannya tersebut.
"Verifikasi itu berat buat calon perseorangan. Apalagi sekarang partai mau ngontrol. Sudahlah selamat tinggal TemanAhok. Saya berani taruhan Rp 100 ribu," ungkap Taufik saat acara Diskusi dan Rilis Survei Pemilih DKI dan Kinerja Petahana di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Dia pun optimistis Ahok masih bisa dikalahkan oleh salah satu jagoan Gerindra dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 yaitu Sjafrie Sjamsoeddin.
Gerindra, lanjut dia, tidak risau walaupun hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan Ahok masih berada di posisi teratas di DKI. Elektabilitas Ahok melewati 50 persen.
"Sjafrie baru ke Masjid Luar Batang sekali bisa 7 persen suara dari masyarakat DKI yang dukung (survei internal Partai Gerindra). Ahok dapat ini (elektabilitas tertinggi) gara-gara sudah setahun. Saya kira survei ini menuntun kami. Saya perhatikan posisi Ahok tidak terlalu hebat," ujar Taufik.
Selain itu, lanjut dia, program-program yang diunggulkan Ahok saat ini sebenarnya hanya meneruskan program Gubernur DKI Jakarta terdahulu yaitu Joko Widodo yang kini telah menjadi RI 1.
"Saya ingin sampaikan bahwa program Ahok hebat, Kartu Jakarta Pintar (KJP) bukan Ahok, ini program Jokowi. Ahok belum pernah dipilih jadi cagub, dulu numpang jadi wagub kalaupun jadi gubernur karena didukung PDIP," sindir Taufik.
"Kita enggak sakit hati, kalau sakit hati Ahok sudah jatuh," pungkas Taufik.
Sebelumnya, SMRC merilis hasil surveinya yang dilakukan kepada 646 responden mengenai calon kuat untuk maju DKI 1. Dan berdasarkan elektabilitasnya, Ahok masih tetap yang tertinggi jelang Pilkada DKI 2017.
"Dalam simulasi semi terbuka (responden diberi daftar 22 nama tokoh), Ahok tetap tinggi 53,4 persen. Lalu diikuti oleh Yusril Ihza Mahendra, Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, dan Yusuf Mansyur. Sedangkan yang tidak tahu menjadi hanya 9,4 persen," papar Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas.