Liputan6.com, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali mengadakan survei jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 mendatang.
Hasilnya, elektabilitas calon gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tinggi. Survei ini dilakukan mulai 24 sampai 29 Juni 2016.
"Meski sejumlah nama tokoh mengemuka, Ahok masih belum mendapat lawan seimbang. Selisih elektabilitas dengan saingan terdekatnya masih jauh di atas 30 persen," ujar Direktur Program SMRC Sirojudin Abbas di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016).
Ia juga menjelaskan, kalau sampai saat ini belum ada satu pun partai politik yang mengajukan calonnya untuk maju DKI 1 menjadi penantang petahana. Sirojuddin mengatakan, nama Ahok tetap muncul meski cara surveinya diganti.
"Dalam simulasi semiterbuka, apabila Pilkada DKI Jakarta dilakukan sekarang dan tanpa diberikan daftar nama, Ahok mendapat elektabilitas hingga 36,6 persen, yang diikuti Yusril Ihza Mahendra dan Sandiaga Uno," ujar Sirojuddin.
Meski begitu, lanjut dia, masih ada sekitar 54 persen masyarakat Ibu Kota yang masih enggan menyebutkan dukungannya untuk siapa. Namun, ketika diberikan sekitar 22 nama tokoh yang kemungkinan akan maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, hasil pun berubah.
"Dalam simulasi semiterbuka (responden diberi daftar 22 nama tokoh), Ahok tetap tinggi 53,4 persen. Lalu diikuti oleh Yusril Ihza Mahendra, Tri Rismaharini, Sandiaga Uno, dan Yusuf Mansyur. Sedangkan yang tidak tahu menjadi hanya 9,4 persen," papar Sirojuddin.
Dia menjelaskan, tingginya elektabilitas Ahok ini tidak lepas dari penilaian warga Jakarta atas kinerjanya sebagai gubernur saat ini. Sirojuddin memaparkan, sekitar 69,7 persen merasa puas dengan kinerja Ahok selama ini.
"Warga yang menginginkan Ahok kembali menjadi gubernur DKI Jakarta semakin banyak. Survei yang kami lakukan Juni 2016 kemarin, sebanyak 58 persen warga ingin Ahok jadi gubernur DKI lagi," tukas Sirojuddin.