Liputan6.com, Bandung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan rumah pintar pemilu yang didirikan di setiap provinsi dan kota kabupaten yang ada di Indonesia dapat meningkatkan jumlah partisipasi pemilih. Sebab, dalam beberapa kali penyelenggaraan pemilu jumlah partisipasi pemilih dianggap terus mengalami penurunan.
Ketua KPU RI Juri Ardiantoro mengharapkan dengan berdirinya rumah pintar pemilu bisa memberikan edukasi kepada pemilih tentang pentingnya pemilu bagi masyarakat.
"Kami kan merasa bahwa ada gejala tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemilu itu semakin menurun. Setidaknya itu ditunjukkan dengan tingkat partisipasi yang datang ke TPS. Oleh karena itu perlu kita dorong, supaya masyarakat kembali untuk menyadari pentingnya pemilu dan berpartisipasi di dalam pemilu," ujarnya di Kantor KPU Jawa Barat, Jalan Garut, Bandung, Selasa (18/10/2016).
Advertisement
Rumah pintar pemilu ini, ia menambahkan, hanya sebagian kecil usaha otoritas penyelenggara pemilu agar kembali dipercaya dan dianggap penting oleh masyarakat. Dia menjelaskan, untuk pendidikan pemilu lainnya diharapkan juga dilakukan oleh partai politik, pemerintah serta kandidat kepala daerah.
KPU menargetkan sebanyak 549 rumah pintar pemilu ini akan didirikan, di antaranya satu di pusat, 34 di provinsi dan sisanya di kabupaten/kota. Rumah pintar pemilu berguna untuk memberikan informasi, pendidikan dan pengetahuan tentang pemilu. Dari keseluruhan target pendirian rumah pemilu, baru 80 persennya saja yang sudah ada di seluruh Indonesia.
Rumah pintar pemilu yang ada di Kantor KPU Jawa Barat, terdiri dari perpustakaan, ruang simulasi pencoblosan di TPS, alat peraga e-voting, studio pemilu dan diorama di TPS.