Anies: Kenapa Ada yang Rutin Bikin Survei? Kan Mahal

Kata Anies, dirinya hanya akan fokus pada program. Selain itu, mereka juga memiliki survei internal yang bisa menjadi rujukan.

oleh Rezki Apriliya Iskandar diperbarui 21 Des 2016, 10:08 WIB
Diterbitkan 21 Des 2016, 10:08 WIB
20161209- Anies Sandiaga dan BW Peringati Hari Anti Korupsi-Jakarta- Yoppy Renato
Cagub DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan pidato saat memperingati Hari Antikorupsi Internasional di Jalan Cicurug, Jakarta, Jumat (9/12). Anies berbagi kisah tentang stafnya yang jujur. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa survei Pilkada DKI Jakarta yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno selalu menempati posisi kedua.

Menanggapi hal itu, Anies mengatakan, "Seperti perjalanan mendaki gunung, mencapai puncaknya (Pilkada) itu 56 hari mendatang. Maka itu kalau dilihat dari survei sekarang, kadang kita lihat kita itu nomor dua," ujar Anies di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 20 Desember 2016.

"Kita tidak pernah membayar survei manapun untuk membentuk opini. Kalau ditanya, kami bukan bagian yang bayar-membayar tapi kami bekerja," kata Anies.

Di lokasi kampanye berikutnya seusai menemui warga di Jalan Asia Baru RT 006/ RW 004, Kelurahan Duri Kepa, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Anies juga kembali mengutarakan pendapatnya terkait hasil survei.

"Iya tuh, dua hari lalu ada yang bikin survei juga. Katanya peluangnya yang masuk babak ke dua, Basuki-Anies," ucap Anies.

Meski begitu, kata Anies, dirinya hanya akan fokus pada program. Selain itu, tim Anies-Sandi juga memiliki survei internal yang bisa menjadi rujukan.

"Kita pun punya internal survei yang menggunakan sampel yang sangat besar sehingga kita tahu sampai wilayah-wilayah kecil mana saja yang harus jadi perhatian. Kita akan fokus di situ dan tidak terlalu khawatir dengan survei-survei yang diumumkan itu," ujar Anies.

Anies juga mempertanyakan sumber dana untuk mengadakan survei-survei tersebut.

"Kenapa ya ada yang mengadakan survei begitu rutin? Survei itu nggak murah. Saya dulu pernah menyelenggarakan survei sebagai senior researcher di LSI. Saya tahu biayanya mahal. Sekarang saya nggak tahu cost-nya berapa. Tapi saya banyak menyerjakan survei di tahun 2006/2007, biayanya mahal," tandas Anies.

Anies pun mempertanyakan publikasi hasil survei.

"Diumumkan terus-menerus, ada apa ini? Saya nggak mau tanya sih, saya akan konsentrasi di program kita dan semua lembaga survei bebas saja melakukan survei. Saya mengajak masyarakat untuk membandingkan calon dan tidak terbawa pada opini apapun," kata Anies.

Walau demikian Anies menyatakan jika ia dan timsesnya tidak mengkhawatirkan opini yang akan berkembang di masyarakat akibat dari hasil survei yang beredar.

"Kami percaya apa yang kita kerjakan dan kita akan terus bekerja," pungkas Anies.

Penjelasan LSI Denny JA

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan penelitian ini menggunakan dana internal LSI, tanpa pesanan. Ia pun menepis dugaan bahwa survei didanai salah satu pasangan calon.

"Sumber dana dari internal. Ya tidak dipungkiri ada memang yang meragukan karena hanya ada 440 responden. Tapi kita sudah buktikan sejak dulu track record hasil survei kita tidak jauh dari hasil yang ada nanti," kata Ardian Sopa saat merilis survei 'Putaran Kedua Siapa yang Diuntungkan?' di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur.

Dia juga menegaskan, hasil survei yang dikeluarkan LSI telah melewati proses wawancara tatap muka dengan responden. Pemilihan responden dilakukan dengan data sampling dan random.

"Ada dana kita. Yang jelas kita tidak terafiliasi dengan pasangan calon manapun," tegas Ardian.

Dalam beberapa kali surveinya, LSI memprediksi pasangan calon nomor urut 1 dalam Pilkada DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni akan lolos putaran kedua. Salah satu alasannya karena sebagian besar warga Jakarta belum terima jika dipimpin oleh tersangka kasus dugaan penistaan agama.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya