Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, diprediksi akan tersingkir di putaran pertama Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Survei tersebut dilakukan pada 5-11 Januari 2017.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Anies menyatakan jika hasil survei LSI perlu diperiksa lagi. Tidak hanya terkait sumber data tetapi juga sumber afiliasi di dalam survei tersebut.
Advertisement
"Menarik ya, saya juga dengar di jalan tadi. Menurut saya itu menarik dan kita lihat aja nanti hasilnya. Bila lembaga-lembaga survei itu melakukan survei, saya selalu katakan bukan hanya tentang datanya, bukan hanya sumber datanya tapi juga sumber-sumber afiliasinya itu makanya perlu dicek," ujar Anies di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa 17 Januari 2017.
Anies menambahkan, "Kebenaran data dan kebenaran afiliasi karena begitu ada afiliasi, sering objektifitas terganggu. Datanya tentu dicek dan metodenya perlu dipastikan," ujar Anies lagi.
Bahkan, Anies kembali mempertanyakan hasil survei LSI yang justru muncul pascadebat perdana cagub-cawagub, Jumat lalu.
"Kalau kami sekarang jauh lebih optimis. Betul jauh lebih optimis. Justru menurut saya survei ini muncul setelah debat. Kenapa ya kira-kira? Kami melihat justru posisi kita makin baik sekarang. Kita ini kan trennya yang kita kejar dan deltanya itu pertumbuhannya jauh lebih cepat," tutur Anies.
Hasil survei LSI menunjukkan, Anies-Sandi hanya mendapat 21,4 persen, sementara pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat 36,7 persen dan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat 32,6 persen.
Lalu, yang belum menentukan pilihan sebanyak 9,3 persen. Sejak awal dalam survei LSI Denny JA, elektabilitas Anies juga disebut stagnan bahkan cenderung turun.
Survei LSI Denny JA diketahui menggunakan multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 3,4 persen. Survei melibatkan 880 responden di seluruh wilayah Jakarta yang diwawancara secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.