Kampanye di Pasuruan, Khofifah Dorong Pengembangan Koperasi Susu

Melalui keanggotaan koperasi susu, Khofifah menilai masyarakat bisa lebih berdaya.

oleh Luqman RimadiDian Kurniawan diperbarui 03 Mar 2018, 14:16 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2018, 14:16 WIB
Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pasar Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (28/2/2018). (Istimewa)
Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau pasar Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (28/2/2018). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengawali lawatannya di Pasuruan dengan mengunjungi pasar tradisional Nongkojajar.

Dengan gaya pakaian kasual, Khofifah turun langsung menyapa masyarakat  di pasar. Bersama masyarakat, Khofifah menyusuri lorong-lorong pasar, menyapa pedagang dan pembeli di pasar Nongkojajar.

Setelah 45 menit menyapa warga Pasar Nengkojajar, Khoffiah mengunjungi Koperasi Peternakan Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan. Khofifah sempat menyaksi proses pengolahan susu sapi murni yang didapat dari petani sekitar wilayah Pasuruan.

Menurut Khofifah, susu produksi koperasi setia kawan ini berpotensi menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Pasuruan. Selain itu, masyarakat bisa lebih berdaya dengan kerjasama keanggotaan hasil ternak.

Meski demikian, produksi susu Koperasi Setia kawan menurut dia masih perlu ditingkatkan. KPSP Setia Kawan saat ini memiliki 9.300 anggota dengan jumlah sapi sekitar 18.000-an ekor.

"Maka dengan pemetaan seperti ini sangat mudah sebetulnya untuk disiapkan kesanggupan masing-masing keluarga. Masing-masing saya kira antara 7 dan 10 ekor itu baru bisa survive dan sejahtera dari sapi perah," jelas Khofifah dalam keterangannya, Sabtu (3/3/2018). 

 

Sediakan Bibit Unggul Sapi Perah

Yusron Fahmi/Liputan6.com
Cagub Jatim Khofifah berkampanye di Pasar Besar Madiun.

Untuk menjadikan sapi penghasil susu lebih produktif, menurut Khofifah, diperlukan bibit unggulan. Khofifah mengatakan, bila terpilih menjadi gubernur, dia akan menyediakan bibit unggulan sapi perah melalui subsidi pemerintah.

"Kalau ini belum menjadi sektor unggulan sumber income ekonomi keluarga. Kalau satu keluarga hanya dua ekor. Karena produksinya 10-12 liter. Apa yang bisa kita lakukan. Mencari bibit sapi unggul," ucap dia.

Dengan pembibitan sapi unggulan, produksi sapi bisa lebih meningkat dan berpotensi menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat.

"Jadi pembenihan sapi menjadi penting, supaya bibit-bibit sapi yang ada di daerah itu bibit unggul yang kira-kira satu ekor itu katakanlah bisa 15-25 liter per hari. Satu, dari produksinya. Kedua, dari jumlah hewannya sendiri. Kalau satu keluarga bisa jadi sampai tujuh ekor rasanya kesejahteraan itu sudah di depan mata,” jelasnya.

Menurut Khofifah, pemerintah memiliki peran mendorong pengembangan pasar produk koperasi layaknya korporasi. Dengan sistem kerja sama ini, petani bisa mendapat benih unggulan untuk pengembangan sapi perah atau hasil ternak.

"Artinya dengan partnership pemerintah dengan beberapa Negara, bisa New Zaeland, bisa Australia untuk sapi perah ini agar pembibitannya bagus," Khofifah menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya