Komitmen Calon Wali Kota Jambi bila Terlibat Korupsi

Salah satu kandidat berjanji akan langsung mundur apabila ditetapkan sebagai tersangka

oleh Bangun Santoso diperbarui 01 Apr 2018, 13:16 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2018, 13:16 WIB
Debat Pertama Pilkada Jambi
Debat pertama Pilkada Jambi 2018 dipandu presenter ternama di salah satu televisi nasional, Aviani Malik. (Dok. Istimewa/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Debat publik Pilkada Kota Jambi 2018 yang pertama baru saja digelar di salah satu hotel di Kota Jambi. Debat ini diikuti dua pasang Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi.

Mereka adalah pasangan nomor urut 1 yakni Abdullah Sani-Kemas Alfarizi yang biasa disingkat Sani-Izi. Kemudian pasangan nomor urut 2 yakni Syarif Fasha-Maulana.

Debat publik pertama Pilkada Jambi 2018 digelar Sabtu malam, 31 Maret 2018 dengan moderator salah satu presenter televisi nasional, Aviani Malik.

Dalam sesi terakhir debat, kedua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota diminta memberikan tanggapan serta komitmen apabila terkait atau bahkan terlibat kasus korupsi apabila terpilih nantinya.

Mendapat giliran pertama, pasangan nomor urut 1, Abdullah Sani-Kemas Alfarizi mengatakan, sengaja menerapkan politik biaya murah tidak menghambur-hamburkan uang sebagai bagian dari pencegahan korupsi.

"Sebab jika biaya politik besar, bisa menyebabkan timbulnya korupsi jika menjabat," ujar Kemas Alfarizi.

Pria yang akrab disapa Izi ini mencontohkan, memasuki masa kampanye Pilkada Jambi kali ini, pihaknya tidak membagi-bagikan kaus kepada pendukung. Tidak juga membuat kegiatan-kegiatan besar yang menghabiskan banyak biaya.

"Semua serba sederhana dan tidak ada money politic," ucap dia.

 

Jadi Tersangka Korupsi Langsung Mundur

Debat Pertama Pilkada Jambi
KPU Kota Jambi menyatakan, debat publik Pilkada Jambi 2018 akan digelar tiga kali selama proses kampanye. (Dok. Istimewa/B Santoso)

Sementara itu, sikap tegas dikatakan calon wali kota pasangan nomor urut 2, Syarif Fasha. Ia menegaskan akan langsung mundur apabila setelah terpilih sebagai Wali Kota Jambi kemudian ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

"Tidak ada lagi asas praduga tak bersalah itu," ucap Fasha.

Menurut dia, salah satu kunci pencegahan korupsi adalah peningkatan kesejahteraan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Calon wakil wali kota nomor urut 2, Maulana menambahkan, upaya lain untuk mencegah korupsi adalah memanfaatkan forum-forum yang ada di Kota Jambi sebagai ajang diskusi dan edukasi.

"Termasuk forum pimpinan daerah," ujar Maulana yang seorang dokter ini.

 

Pertarungan Dua Petahana

Debat Pertama Pilkada Jambi 2018
Abdullah Sani (kiri) dan Syarif Fasha sama-sama maju sebagai calon wali kota pada Pilkada Jambi 2018. (Dok. Istimewa/B Santoso)

Dua pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi dipastikan akan bertarung di Pilkada Jambi 2018 ini. Dua kandidat yang bakal bertarung tersebut merupakan petahana.

Awalnya, Syarif Fasha bersama Abdullah Sani adalah pasangan yang bertarung dalam Pilwakot Jambi 2013 lalu. Mereka berhasil memenangi ajang pesta lima tahunan hingga resmi menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jambi 2013-2018.

Kini, pasangan kader Golkar-PDIP itu memilih pisah jalan untuk sama-sama maju sebagai bakal calon Wali Kota Jambi 2018-2023. Kali ini, Syarif Fasha berpasangan dengan Maulana yang merupakan seorang dokter sekaligus pemilik salah satu rumah sakit ternama di Kota Jambi.

Oleh sejumlah pengamat politik maupun survei di Jambi, pasangan ini memiliki popularitas dan elektabilitas yang tinggi.

Pasangan ini juga didukung kekuatan yang lumayan, yakni 10 partai. Termasuk beberapa partai besar. Di antaranya Demokrat, Golkar, Gerindra, Hanura, PKB, PKS, PBB, PPP, PKPI dan Nasdem. Dengan perahu sebanyak itu, pasangan Fasha-Maulana berhasil mengantongi dukungan 30 kursi dari 45 kursi di DPRD Kota Jambi.

Sementara sang lawan yakni Abdullah Sani memilih berpasangan dengan salah satu tokoh muda Kota Jambi, Kemas Al Farizi atau biasa disapa Izi. Ia juga dikenal sebagai tokoh pengusaha muda di Jambi. Tak kalah pamor, pasangan ini dianggap sebagai representasi perpaduan tokoh tua dan tokoh muda di Jambi.

Sementara Abdullah Sani, selain duduk sebagai Wakil Wali Kota Jambi, dia adalah tokoh PDIP yang sekaligus tokoh masyarakat dan pemuka agama di Jambi.

"Dengan begitu, kami sangat yakin bisa diterima semua kalangan warga Jambi," ucap Izi beberapa saat sebelum pendaftaran di KPU Kota Jambi, Rabu, 10 Januari 2018.

Pasangan ini didukung dua kekuatan besar yakni PAN dan PDIP. Sama seperti pasangan Syarif Fasha-Maulana. Meski hanya didukung dua partai, pasangan Abdullah Sani-Izi juga digadang-gadang bakal meraup suara besar di Pilawakot Jambi 2018. Pamor Gubernur Jambi, Zumi Zola sebagai Ketua DPW PAN Provinsi Jambi menjadi jaminannya.

Hal itu sudah terbukti pada gelaran Pilkada serentak 2017 lalu. Meski dikepung banyak partai, kekuatan PAN di Jambi yang dikomandoi Zumi Zola berhasil mengantar Masnah Busro sebagai Bupati Muarojambi sekaligus satu-satunya dan pertama kalinya bupati perempuan di Provinsi Jambi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya