Cara Ma'ruf Amin Kurangi Impor Bila Terpilih Jadi Wapres

Ma'ruf menilai, sulitnya membatasi impor karena terjadi disparitas di tiap daerah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Nov 2018, 18:29 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 18:29 WIB
MUI Terima Bantuan Rp 7,6 M dari Taiwan untuk Korban Bencana Sulteng
Ketum MUI KH Ma'ruf Amin (kiri) memberi sambutan terkait bantuan Taipei Economic and Trade Office (TETO), Jakarta, Selasa (9/10). TETO menyerahkan bantuan USD 500 ribu atau sekitar Rp 7,6 miliar untuk korban bencana Sulteng. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin mengaku akan menjalankan program arus baru ekonomi dengan menguatkan perekonomian yang lemah, dan menghilangkan kesenjangan. Caranya, dengan kolaborasi kemitraan dan distribusi aset.

"Kalau saya jadi wakil presiden, arus baru itu menghilangkan berbagai disparitas," ujar Ma'ruf Amin dalam Ijtima Sanawi di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Kamis (8/11/2018).

Disparitas itu ingin dia hilangkan demi mengurangi impor. Menurut Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, banyaknya impor karena terjadi disparitas atau kesenjangan di tiap daerah.

"Kemudian juga disparitas antardaerah. Sehingga kita banyak mengimpor ketimbang ekspor karena terjadi disparitas-disparitas," jelas dia.

Ma'ruf menyebut solusi atas masalah tersebut adalah dengan pemberdayaan umat. Sebab umat Islam mayoritas di Indonesia. Menurut dia, jika umat kuat, negara bakal kuat.

"Insyaallah ekonomi syariah akan kuat karena apa, karena nasabahnya banyak, maka MUI mendorong perbaikan-perbaikan ini dalam rangka membangun negara dan membangun juga keuangan syariah," ucap Ma'ruf Amin.

Perbanyak Produk Dalam Negeri

Ma'ruf menjelaskan cara menguatkan ekonomi keumatan itu dengan memperbesar produk dalam negeri. Yaitu dengan memberikan nilai tambah. Seperti produk mendorong produksi dalam negeri seperti cokelat atau kopi.

"Kita harus memperbesar produk-produk dalam negeri baik pertanian maupun indistri ekonomi kreatif. Kalau itu diperbesar, diberikan nilai tambah, kan bisa yang selama ini kita impor, bisa kita kurangi. Kalau itu kita bisa menumbuhkan itu," pungkas dia. 

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya