Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Alumni UI (Iluni UI) merespons aksi massa yang mengatasnamakan Alumni UI mendukung Capres Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019.
Ketua I Dewan Pertimbangan Iluni UI, Sigit Edi mengatakan, acara yang dihelat sebagian alumni UI tersebut adalah hak kebebasan berpolitik tiap lulusan UI. Asalkan, mereka tidak membawa nama Iluni UI.
"Iluni UI mendukung semua alumni UI yang menjadi pendukung, relawan atau tim sukses untuk Pak Jokowi/KH Marif dan Pak Prabowo/Bang Sandi Uno untuk mensukseskan Pemilu 2019 untuk Demokrasi yang jujur, adil dan bermartabat. Asalkan tidak menggunakan nama institusi Iluni UI serta sesuai Statuta UI (AD/ART)," tulis pernyataan pers Ketum ILUNI UI Arief Hardono yang dikonfirmasi Sigit kepada Liputan6.com, Senin (14/1/2019).
Advertisement
Karenanya, Sigit menegaskan acara kemarin adalah murni bukan kegiatan Iluni UI, melainkan kumpulan sekelompok alumnus UI yang memiliki satu suara mendukung petahana.
"Alumni UI adalah orang/individu yang pernah kuliah di UI, Iluni adalah organisasi yang menghimpun para alumni UI. Karena Deklarasi tidak menggunakan nama Iluni UI namun atas nama Alumni UI," jelas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Capres Joko Widodo mendapat dukungan dari segenap alumni perguruan tinggi, salah satunya Universitas Indonesia. Mereka menyuarakan aksi dua periode terhadap sang petahana di Senayan, pada akhir pekan kemarin.
Ketua Gerakan Alumni UI untuk Jokowi-Amin, Fajar Soeharto menyebut acara deklarasi ini dihadiri oleh ribuan peserta dari 18 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia, serta organisasi masyarakat. Para peserta pun datang atas inisiatif mereka karena kepeduliannya bersama.
Â
Alasan Mendukung Jokowi
Ketua Bidang Milenial Alumni Universitas Indonesia Muhammad Pradana Indraputra mengatakan, alumni UI memiliki alasan kuat mendukung calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2019.
"Jokowi bukan tipikal orang yang omong doang, rencana doang. Jokowi itu man of action. Jokowi melakukan semuanya. Sesimpel itu alasan kami," kata Pradana, Minggu (13/1/2019).
Dia mengatakan, yang membedakan Jokowi dengan yang lain adalah capres petahana itu merupakan pemimpin yang tegas dan berani. Dia mencontohkan, hal itu tergambar dalam keberhasilan pemerintah dalam mengakuisisi PT Freeport dan menyelesaikan proyek MRT.
"MRT yang sudah terencana dari tahun 90-an, enggak pernah tereksekusi. Baru tereksekusi sama Jokowi. Freeport sejak dulu katanya divestasi, tapi enggak pernah kejadian. Baru zaman Jokowi bisa terjadi," jelas Pradana yang juga menjabat Ketua Bidang Milenial Masyarakat Cinta Masjid (MCM) ini.
Menurut dia, pemilih milenial cenderung akan lebih memilih capres yang telah membuktikan kinerjanya.
"Visi Jokowi cocok banget dengan anak muda. Dia mendukung start up, ekonomi kreatif dan transportasi publik, kebersihan dan tata kota. Beliau juga tipikal orang enerjik dan berjiwa muda," tutur Pradana.
Sementara Wishnu Dewanto, salah satu undangan alumni UI, Masyarakat Cinta Masjid (MCM) mengatakan sebagian besar kader MCM mendukung Jokowi.
"Kader MCM punya hak pilih, sebagian besar kader MCM ingin Jokowi melanjutkan pemerintahannya di periode kedua," kata Ketua Umum MCM Wishnu Dewanto.
Wishnu menyatakan, pemerintahan Jokowi telah membuktikan kinerjanya yang pro rakyat pada periode pertama pemerintahannya sehingga mantan Gubernur DKI Jakarta ini pantas untuk diberi kesempatan menyelesaikan program-programnya di periode kedua kepemimpinannya.
"Infrastruktur yang masif. Keamanan stabil. BBM satu harga. Perusahaan yang dulu dikuasai asing sudah dapat dikuasai bangsa Indonesia. Kami rasa dia pantas dua periode," tambah dia.
Advertisement