Liputan6.com, Payakumbuh - Calon wakil presiden Ma'ruf Amin memulai hari pertamanya di Sumatera Barat dengan bertemu jemaah Thariqat di Kota Payakumbuh. Dalam kesempatan itu, Ma'ruf menyampaikan bagaimana Jokowi terus melakukan pembangunan demi Indonesia yang semakin maju.
"Pak Jokowi sudah memulai, misalnya dengan membangun jalan tol di mana-mana, memberikan Kartu Indonesia Sehat," ucap Ma'ruf di Gelanggang Olahraga Serbaguna M Yamin, Payakumbuh, Sumbar, Kamis (7/2/2019).
Baca Juga
Dia langsung menanyakan kepada ribuan jemaah yang hadir soal kartu-kartu sakti yang digulirkan Jokowi.
Advertisement
"Ada enggak di sini Kartu Indonesia Sehat? Ada Kartu Indonesia Pintar, ada enggak di sini? Ada Kartu Keluarga Harapan, ada enggak di sini?" tanya Ma'ruf.
Sontak para jemaah yang didominasi kaum ibu-ibu itu langsung menjawab bahwa kartu tersebut ada di daerah mereka.
Mendengar jawaban itu, Ma'ruf mengingatkan pihak-pihak yang selama ini mempermasalahkan keberadaan kartu sakti itu. Bahkan menyebut tidak ada.
"Ada di mana-mana, ada kok. Ada yang bilang tidak ada, yang bilang tidak ada tidur kali ya. Makanya jangan tidur, bangun," kata Ma'ruf.
Dia pun berharap, kebijakan Jokowi yang baik bagi masyarakat itu bisa dilanjutkan lagi. Dan bahkan menjangkau lebih luas lagi.
"Karena itu mudah-mudahan, bisa diteruskan lagi. Supaya lebih besar lagi. Saya akan membantu Beliau, untuk memperbesar manfaat dan maslahat yang sudah ada, menyempurnakan manfaat dan kemaslahatan, dan menambah manfaat dan kemaslahatan bagi kita semua," tegas Ma'ruf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bijak di Media Sosial
Pada kesempatan yang sama, Ma'ruf menitipkan pesan untuk masyarakat agar selalu bijak di media sosial.
"Banyak sekarang bohong di mana-mana. Apalagi melalui medsos. Pak Jokowi dibilang PKI. PKI dari mana? Anti-ulama bagaimana? Wong saya ini jadi wakilnya. Saya kiai, saya disebut ulama. Saya diangkat sebagai wakil. Berarti Pak Jokowi suka ulama," ucap Ma'ruf.
Dia mengimbau kepada para jamaah, agar lebih teliti dalam menggunakan media sosial, seperti saat membagikan tautan melalui aplikasi WhatsApp, Facebook, maupun Twitter.
"Jangan mau dibohongi, jangan mau dihoaksin. Kalau ada berita di medsos teliti dulu, jangan langsung di-share," kata Ma'ruf.
Menurut dia, itu namanya menyiarkan kebohongan, pasti ada dosanya.
"Itu namanya ikut menyiarkan bohong. Dapat dosanya. Sama kayak orang ngomongin orang, riba. Dosa apa tidak? Dosa," ungkap Ma'ruf.
Di tempat yang sama, Ketua Jamiyah Thariqat Almu'tabarah An Nadhiyah, Syeikh Haji Riswandi Datuk Sri Marajo, menyadari masih banyak hoaks di Sumbar.
"Menteri agama akan diubah, masjid enggak boleh pakai mik, hampir macam-macam. Mudah-mudahan enggak dimasukkan ke dalam hati," jelasnya.
Â
Advertisement